Migran Tipu-tipu Online Marak di Asean, Filipina Kasus Terbesar
Azura Yumna Ramadani Purnama
21 December 2023 13:30
Bloomberg Technoz, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan kasus perdagangan orang dan penipuan daring atau online berjenis scamming menempati urutan paling atas kasus pekerja migran di Asia Tenggara, termasuk melibatkan pekerja migran asal Indonesia.
Scamming merupakan skema penipuan via online untuk mendapat uang atau barang atau data dari korban sasarannya melalui berbagai cara.
Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menjelaskan salah satu bahaya migrasi adalah fenomena scamming yang sedang marak di Asia Tenggara. Filipina tercatat memiliki pekerja migran yang melakukan scamming paling banyak, yakni 402 orang, Thailand 301 orang, Myanmar 298 orang, Laos 210 orang, dan Kamboja 149 orang.
"Pada 2023, kasus perdagangan orang dan penipuan online scam menempati urutan paling atas. Ini menunjukkan masih ada kesenjangan antara tata kelola migrasi Indonesia yang menuntut kita semua untuk bisa memperbaiki data untuk melindungi migran Indonesia," ujar Amalia, dikutip Kamis (21/12/2023).
Mengutip Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI), data pengaduan terkait kasus yang dialami pekerja migran meningkat dari tahun ke tahun. Pada 2020 tercatat ada 1.811 pengaduan. Jumlahnya naik pada tahun berikutnya, menjadi 1.700 pengaduan tahun 2021. Kemudian, pada 2022 tercatat ada 1.978 pengaduan, meningkat 16,8% dari tahun sebelumnya.