Sea Ltd adalah induk Shopee yang berpusat di Singapura dan melantai di bursa saham Newyork (NYSE). Tencent, raksasa teknologi asal China, tercatat sebagai salah satu pemegang saham terbesarnya. Adapun Lazada dikendalikan oleh Alibaba Group, kompetitor terberat Tencent di bisnis teknologi. Tiktok sendiri merupakan unit bisnis ByteDance. Di Indonesia, Tiktok dan GOTO berbagi kepemilikan saham Tokopedia.
Adrian mengatakan kolaborasi Tiktok dan Tokopedia seharusnya berdampak positif terhadap ekonomi lokal. Karena keduanya bergabung dengan ekosistem dan keunggulan masing-masing. "Kita lihat Tokopedia memiliki merchant base yang lokal didominasi UMKM lokal, dipadu dengan TikTok yang memiliki kekuatan neraca balance sheet dan juga teknologi backbone yang sangat kuat," ujarnya.
Lebih rinci, Adrian mengatakan perpaduan dua pemain ini seharusnya bisa memberikan manfaat dari potensi pertumbuhan ekonomi digital Indonesia. Apalagi jumlah pengguna bulanan atau monthly user Tiktok sebesar 150 juta orang bergabung dengan ekosistem Tokopedia sebanyak 18 juta orang.
"Tanpa kerja sama antara keduanya, malah industri e-commerce Indonesia lebih didominasi pemain asing. Kerja sama ini justru memperkuat posisi Tokopedia," ujarnya.
Adrian menyoroti dari tiga e-commerce terbesar di Indonesia, Tokopedia selama ini terbukti memiliki keberpihakan lokal karena menutup perdagangan cross border atau perdagangan barang impor. Sementara dari sisi kepemilikan, karena GOTO listing di Indonesia, maka banyak investor lokal yang menjadi pemegang saham.
"GoTo perusahaan publik yang bervariasi antara investor lokal dan investor asing. Banyak juga dimiliki investor-investor yang sebenarnya lokal juga," ujarnya.
Terakhir, Adrian menyoroti bahwa dalam investasi TikTok ke Tokopedia akan berdampak positif ke GOTO. Dengan kepemilikan saham 25% dan skema non dilutif, GOTO meminimalisasi downside risk. "GOTO enggak akan bisa turun dari 25% meskipun nanti ya dari TikTok itu akan melakukan cash injection misalkan," ujar dia.
Selain itu, dia menilai Tokopedia-TikTok berpotensi menjadi e-commerce terbesar di Indonesia, tanpa membebani keuangan GOTO. Pasalnya, karena terkonsolidasi di TikTok, biaya Tokopedia akan diserap oleh TikTok.
Selanjutnya GOTO akan tetap mendapatkan pendapatan atau revenue stream dari Tokopedia dari klausul service fee dari setiap transaksi yang dilakukan oleh Tokopedia. Revenue stream ini akan menambah pendanaan GOTO yang bisa digunakan untuk lini bisnis lainnya, seperti on demand service dan fintech.
"Terakhir adalah potensi cross selling dan protection ke bisnis fintech sama on-demand services karena bisa bekerja sama bukan hanya di Tokopedia tetapi juga di TikTok. Jadi ada potensi kalau bisa dilakukan kerja sama sinerginya bisa lebih menarik," ujarnya.
Lanskap industri e-commerce
Dari tiga platform e-commerce teratas, Shopee saat ini memiliki market share terbesar di Indonesia dengan porsi 36% pada akhir 2022, berdasarkan data Momentum Works.
Sea Ltd. menghasilkan hampir 70% dari total pendapatan perusahaan melalui segmen e-commerce. Dari segi geografis, kontribusi terbesar berasal dari wilayah Asia Tenggara, mencapai sekitar 75% dari keseluruhan pendapatan. Maka itu, apabila terjadi perubahan signifikan dalam kebijakan di Indonesia, secara langsung dapat mempengaruhi kinerja bisnis Shopee.
Sementara, Lazada memiliki market share sekitar 10% di Indonesia. Lazada adalah anak usaha Alibaba berbasis di Hong Kong dan listing di Nasdaq Amerika Serikat. Pemegang saham terbesar Alibaba Group adalah SoftBank Group Corp, dengan total kepemilikan 13,95%.
Terakhir, Tokopedia memiliki market share sekitar 35% berdasarkan data momentum works. Tokopedia saat ini dimiliki 100% oleh PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) dan sedang dalam proses divestasi ke TikTok. Setelah transaksi rampung, TikTok akan memiliki 75,01% saham Tokopedia dan GOTO akan tetap memiliki 24,99% dengan mekanisme non dilutif.
(dba)