Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - China dan Rusia dalam pertemuan G-20 di India menolak untuk bergabung dengan negara lainnya di kelompok itu untuk pernyataan bersama yang mengutuk perang Rusia di Ukraina.

Hal ini menunjukkan bahwa perpecahan tetap mengakar seputar bagaimana mengakhiri konflik yang telah mengguncang ekonomi global tersebut.

Langkah terkoordinasi Beijing dan Moskow di G-20 ini menggambarkan kedekatan mereka yang tetap berkembang bahkan ketika banyak negara yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS) telah memberlakukan sanksi keras untuk mengisolasi dan menghukum Rusia atas perangnya di Ukraina.

“Mengingat keadaan polarisasi di sekitar Ukraina, konsensus tidak dapat dicapai,” kata Menteri Luar Negeri (Menlu) India Subrahmanyam Jaishankar kepada wartawan setelah pertemuan para menlu G-20 di New Delhi pada Kamis (02/03/2023), seperti dikutip dari Bloomberg News.

“Ada kalanya kita tidak memiliki kesepakatan di antara negara-negara G-20,” katanya.

Sebelumnya, pertemuan serupa para menteri keuangan G-20 dan kepala bank sentral pekan lalu juga gagal mencapai konsensus soal kata yang tepat untuk situasi di Ukraina.

Ketidaksepahaman ini kemudian memaksa India sebagai tuan rumah untuk mengeluarkan ringkasan dan bukan komunike bersama seperti yang sebelumnya ada pada KTT G-20 di Bali.

Hal ini juga menimbulkan pertanyaan apakah Perdana Menteri India Narendra Modi dapat menjembatani pertentangan pada pertemuan puncak para pemimpin pada September mendatang.

India, yang semakin banyak membeli minyak mentah diskon dan sangat bergantung pada perangkat keras militer dari Rusia, tampak tidak ingin terseret ke kubu mana pun.

Sebelumnya, pemerintahan Presiden AS Joe Biden dikabarkan akan terus membahas pembelian minyak Rusia oleh India meski sejauh ini merasa puas bahwa New Delhi membeli minyak itu jauh di bawah batas harga barat.

Pembelian minyak Rusia oleh India adalah topik diskusi terus-menerus antara AS dan India karena Washington berusaha untuk menghalangi pendapatan negara Rusia yang digunakan untuk mendanai invasi ke Ukraina, para pejabat senior Departemen Luar Negeri AS mengatakan kepada wartawan pada Rabu, seperti dilaporkan Bloomberg News.

Para pejabat yang menolak untuk disebut namanya itu mengatakan ekonomi India diuntungkan karena diskon itu dan. Mereka berbicara saat Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken tiba di New Delhi untuk pertemuan para menlu G-20.

India memiliki hubungan pertahanan dan diplomatik yang dekat dengan Rusia dan telah menahan diri untuk mengutuk perang Rusia di PBB.

Selama beberapa bulan terakhir, India yang bergantung pada impor telah memanfaatkan peluang diskon minyak yang disajikan Rusia.

Sekitar lebih dari setahun yang lalu, hampir tidak ada minyak Rusia yang dibeli. Namun, hari ini, pasar Asia Selatan menjadi sangat penting bagi Moskow, yang pada gilirannya telah menggusur pemasok lain.

(ggq)

No more pages