Logo Bloomberg Technoz

Daihatsu memasok mobil dan suku cadang ke sejumlah merek besar, termasuk Toyota, Mazda Motor Corp dan Subaru Corp, yang dapat menyebabkan skandal ini menyebar ke seluruh industri otomotif Jepang. Bagi Toyota, membangun kembali kepercayaan terhadap pengawasannya akan menjadi sebuah tantangan, karena ini adalah kali kedua salah satu afiliasi utamanya tertangkap basah setelah sebelumnya Hino Motor Co mengaku memalsukan data tahun lalu.

"Karena inspeksi internal sukarela hanya mendeteksi satu kasus di mana kinerja kendaraan tidak memenuhi persyaratan hukum, kami merasa risiko penarikan besar-besaran itu rendah," tulis analis Citi Research dalam sebuah catatan. "Namun, jika produksi dihentikan untuk periode yang lama, Toyota dapat mengalami kerugian operasional hingga ratusan miliar yen."

Ini menjadi minggu yang sulit bagi Toyota, sebagai produsen mobil terbesar di dunia. Pada Rabu Toyota mengatakan bahwa perusahaan menarik kembali sekitar satu juta mobil yang dijual di AS karena berisiko mengalami kerusakan pada kantung udara di sisi penumpang. Sensor pada sedan dan SUV tertentu milik Toyota dan Lexus dapat salah menghitung penumpang dan mencegah kantung udara mengembang pada saat yang seharusnya.

Daihatsu telah menjadi anak perusahaan yang sepenuhnya dimiliki Toyota sejak 2016, dan menyumbang sekitar 4% dari penjualan global grup Toyota.

Daihatsu memproduksi lebih dari 1,7 juta kendaraan di seluruh dunia pada tahun fiskal 2022, sekitar setengahnya dibuat di Jepang. Perusahaan ini memegang sekitar 30% pangsa pasar untuk mobil kei, atau kendaraan berukuran kecil yang diminati oleh pelanggan domestik, menjadikannya pemimpin industri bersama dengan rivalnya, Suzuki Motor Corp.

Di luar mobil kei, Daihatsu, yang berbasis di Osaka, dikenal dengan berbagai kendaraan ringan dan sedan yang populer di Jepang dan Asia Tenggara, termasuk pikap Gran Max dan van serta kendaraan penumpang Terios dan Xenia.

(bbn)

No more pages