Sementara pasar Treasury, surat utang AS, masih semringah dengan melanjutkan reli di semua tenor. Yield UST-10Y yang menjadi benchmark bahkan kini berada di 3,84%, ditutup turun 8,4 basis poin. Sementara tenor pendek mencatat penurunan imbal hasil lebih besar hingga double digit di mana UST-2Y kini ada di 4,33% dan UST-3Y di 4,04%.
Data yang keluar semalam menunjukkan tingkat kepercayaan konsumen AS pada Desember mencatat kenaikan terbesar sejak awal 2021. Itu menjadi kenaikan dua bulan berturut-turut dan dibaca sebagai sinyal bahwa masyarakat Amerika tidak terlalu khawatir terhadap resesi meskipun para ekonom masih mewaspadai kondisi pasar tenaga kerja. Data penjualan rumah bekas di AS juga naik lebih tinggi pada bulan lalu dari level terendah 13 tahun. Indeks dolar AS bergerak di zona hijau di 102,4, menguat 0,26%.
Di sisi lain, pernyataan terbaru Presiden Fed Philadelphia Patrick Harker terlihat memberi angin bagi pasar Treasury, surat utang AS. Harker bilang, bank sentral harus mulai menurunkan bunga, meski tidak segera, dengan memberi dorongan lebih lembut pada ekspektasi pasar yang terlanjur tinggi terhadap penurunan bunga pada awal 2024.
"Penting bagi kita untuk mulai menurunkan bunga. Kami tidak harus melakukan terlalu cepat dan kami tidak akan melakukannya dengan segera. Kita perlu mempertahankan bunga di tempatnya dan mulai menurunkannya," kata Harker dalam wawancara dengan radio lokal AS, dilansir oleh Bloomberg News, Kamis (21/12/2023).
Komentar itu menyiratkan dukungan bahwa langkah selanjutnya The Fed adalah memotong bunga acuan, berkebalikan dengan pernyataan beberapa pejabat The Fed sebelumnya. Harker, yang tidak memberikan suara dalam FOMC tahun depan, menyebut, perekonomian AS terlihat melambat lebih cepat dibanding data yang ada, mengingat sifat angka-angka dari data itu adalah backward-looking.
Secara teknikal, pairing USD/IDR terlihat rentan jelang keputusan RDG-BI di mana keputusan menahan BI7DRR mungkin tidak akan cukup dalam mencegah pengujian garis tren naik mengingat momentum bearish saat ini, menurut analisis Bloomberg.
(rui)