Terkait dengan armada KRL, kata Anne, sebenarnya kapasitas angkut telah mencapai 2 juta penumpang. Namun, penyebarannya saat ini tidak merata yakni hanya padat pada jam-jam sibuk, pukul 06.00-08.00 WIB dan 16.00-18.00 WIB.
Namun, KAI Commuter tentu akan meningkatkan kapasitas armada dengan meneken kontrak pengadaan 16 set KRL dengan PT INKA (Persero), retrofit 19 trainset dan impor 3 kereta baru untuk mengakomodasi kapasitas angkut di Jabodetabek.
“KRL kita persiapkan 16 trainset 2025, udah kontrak lagi diproduksi KRL-nya, 2025, yang impor bisa pada akhir 2024,” ujar Anne.
“Kita punya target pada 2025 itu bagaimana caranya 2 juta orang lebih bisa naik commuter, selain masalah polusi ini masalah kemacetan bahkan kerugian ya ketika kita menghadapi macet,” lanjutnya.
Sebelumnya, PT Kereta Commuter Indonesia (KAI Commuter) dan PT INKA (Persero) menandatangani Kontrak Kerjasama Pekerjaan Retrofit Sarana Kereta Rel Listrik (KRL) sebanyak 19 rangkaian (trainset) KRL.
Vice President Corporate Secretary KAI Commuter Anne Purba mengatakan total anggaran yang diperlukan untuk retrofit atau penambahan teknologi baru pada rangka kereta KRL yang sudah ada atau eksisting mencapai Rp2,2 triliun.
Di lain sisi, PT KCI atau KAI Commuter juga akhirnya meneken kontrak pengadaan 16 set KRL dengan PT INKA (Persero) senilai Rp4 triliun.
Kontrak pengadaan KRL tersebut dilakukan bersamaan dengan peresmian lokakarya INKA Banyuwangi oleh Wakil Menteri II BUMN, Kartika Wirjoatmodjo pada Kamis (9/3/2023).
(dov/wdh)