Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Lembaga Studi dan Advokasi Masyarakat (ELSAM) mencatat jumlah serangan siber terus meningkat dalam lima tahun terakhir. Mereka mengklaim data peningkatan ancaman digital tersebut pun telah diakui Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). 

"Sampai dengan semester pertama 2023 [Juli], sudah ada 347 juta serangan siber ke Indonesia," kata Direktur Eksekutif Elsam, Wahyudi Djafar, Rabu (20/12/2023).

Menurut dia, berdasarkan data yang dihimpun ELSAM, jumlah serangan siber yang terjadi sepanjang 2018 mencapai 232 juta. Angka ini meningkat 25% menjadi sekitar 290 juta serangan siber pada 2019.  Jumlah serangan siber semakin masif pada awal Pandemi Covid-19 seiring perpindahan kebiasaan masyarakat dari kegiatan luring menjadi daring. Sepanjang 2020, ELSAM mencatat ada sekitar 347 juta serangan siber ke Indonesia.

Total serangan siber, kata Wahyudi, sempat menurun hingga 14,6% menjadi 296 juta peristiwa pada 2021. Akan tetapi, serangan siber justru kembali melonjak hingga 25% dengan menyentuh angka 370 juta serangan sepanjang 2022. Bahkan, angka tersebut akan terlewati pada tahun ini karena dalam enam bulan saja total serangan siber telah mencapai 347 juta peristiwa.

Wahyudi mengatakan, terdapat beberapa jenis dan bentuk ancaman terhadap keamanan pemilu 2024. Beberapa di antaranya adalah ancaman berupa passive attack, active attack, syntactic dan semantic attack.

Ancaman passive attack menyasar computer and network surveillance seperti; Wiretapping FiberTapping Portscan dan Idlescan pada sistem network; serta Keystroke loggging Data scraping dan Backdoor pada host. Active attack dapat berupa Denial of service attack, Spoofing, Mixed threat attack, Network; Man-in-the-middle Man-in-the-browser ARP poisoning Ping flood Ping of death Smurf attack, dan Host; Buffer overflow Heap overflow Stack overflow Format string attack.

Sedangakan, Syntatic dan Semantic Attack berupa Viruses Worms Trojan Horses Malware, Ransomware, serta modifikasi dan penyebaran informasi yang benar dan salah (disinformasi).

Berdasarkan hal tersebut, Wahyudi meminta Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk memperkuat sistem keamanan digital Pemilu 2024. Dia menilai, pelaksanaan Pemilu 2024 akan menurun jika para pemilih takut atau ragu terhadap keamanan sistem digital kontestasi politik tersebut.

Sejumlah saran ELSAM kepada KPU

  • Melakukan asesmen dan audit keamanan terhadap seluruh sistem informasi yang dikelola oleh KPU.
  • Pembentukan kebijakan perlindungan data pribadi

  • Pembentukan pedoman perilaku

  • Penunjukan petugas/pejabat perlindungan data pribadi.

  • Penerapan privacy by design dan privacy by default

  • Melakukan penilaian dampak perindungan data pribadi [DPIA]

  • Penyusuan regulasi terkait dengan data akses dan data sharing untuk data Pemilu

  • Peningkatan kapasitas bagi seluruh penyelenggara Pemilu

  • Koordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan terkait
Infografis Serangan siber terus meningkat dalam lima tahun terakhir (Asfahan/Bloomberg Technoz)

(fik/frg)

No more pages