Pemerintahan Xi Jinping tahun ini memutuskan untuk memperluas larangan perangkat asing untuk beberapa wilayah paling sensitif — sebuah arahan yang telah berlaku selama bertahun-tahun — untuk mencakup lebih banyak lembaga pemerintah dan bahkan perusahaan negara, Bloomberg News melaporkan pada bulan September.
Saham Apple merosot ke level terendah dalam satu sesi setelah Bloomberg melaporkan pelebaran larangan tersebut. Saham turun kurang dari 1% menjadi US$197,57 pada penutupan hari Jumat di New York dan kemudian turun lebih jauh dalam perdagangan setelah jam kerja. Apple telah mencapai mencapai rekor tertinggi di awal pekan ini.
Pada posisi terakhir US$196,7 atau mengalami kenaikan 57% di sepanjang tahun 2023. Dalam pergerakan harian Apple mengalami peningkatan 0,54%.
Sementara perangkat software dan hardware China secara bertahap menggantikan produk Amerika selama bertahun-tahun - dari perangkat seperti Microsoft Corp hingga komputer Dell dan cip Intel Corp — keputusan ini mengancam untuk memberikan pukulan yang cepat dan langsung ke pangsa pasar Apple.
Bulan ini, banyak perusahaan dan lembaga yang lebih kecil di kota-kota lebih rendah— seperti Zhejiang, Guangdong, Jiangsu, Anhu, Shanxi utara, Shandong, Liaoning dan Hebei tengah— telah mengeluarkan arahan lisan mereka sendiri, yang menunjukkan bahwa gerakan lebih luas telah dimulai, kata orang-orang.
Daerah ini dekat dengan Henan yang dikenal sebagai rumah bagi pabrik iPhone terbesar di dunia. Juru bicara Apple menolak berkomentar sementara State Council Information Office and the Cyberspace Administration of China, yang mengawasi keamanan online, tidak menanggapi permintaan komentar yang dikirim melalui faks.
Pemerintah China sebelumnya telah menolak laporan tentang pembatasan iPhone, sementara mereka meningkatkan kekhawatiran tentang keamanan perangkat.
“China belum mengeluarkan undang-undang dan peraturan untuk melarang pembelian Apple atau ponsel merek asing,” kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Mao Ning dalam sebuah konferensi pers di bulan September.
Tidak jelas berapa banyak lembaga pemerintahan yang telah membuat keputusan ini atau dampaknya secara luas.
Secara kolektif, hal ini menghadirkan tantangan besar bagi Samsung dan Apple, yang sama-sama berjuang untuk mempertahankan pertumbuhan di pasar utama. Bagi Apple, yang juga menggunakan China untuk memproduksi sebagian besar perangkatnya, negara ini menghasilkan sekitar seperlima dari pendapatannya.
Apple mendapatkan sebagian besar iPhone dari pabrik-pabrik besar yang dijalankan oleh pemasok seperti Foxconn Technology Group—yang bersama-sama mempekerjakan jutaan orang Cina. Chief Executive Officer Tim Cook adalah arsitek dari strategi perusahaan untuk mengalihdayakan produksi ke China dua dekade lalu.
Sejak saat itu, ia telah bekerja keras untuk mempertahankan hubungan positif dengan Beijing, bahkan ketika Apple mulai mengalihkan lebih banyak kapasitas produksi ke negara lain termasuk India.
(bbn)