Bloomberg Technoz, Jakarta - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif bertemu dengan Menteri Energi, Perdagangan, dan Industri (METI) Jepang Ken Saito saat kunjungan awal pekan ini, membahas kerja sama bilateral di sektor energi.
Kerja sama yang dibahas keduanya berkaitan dengan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Kayan dan proyek gas alam cair atau liquified natural gas (LNG) Lapangan Abadi Blok Masela.
Arifin mengatakan proyek PLTA yang dioperasikan oleh PT Kayan Hidro Energy (KHE) dan Sumitomo saat ini status studi kelayakan atau feasibility study (FS) dan detail engineering design (DED).
"Begitu pula dengan berbagai perizinan, yakni izin lokasi, Amdal, IUPTL Wilayah Usaha, Izin Konstruksi Bendungan, dan perpanjangan IPPKH," ujar Arifin melalui siaran resmi kementerian, Rabu (20/12/2023).
KHE sendiri tengah mengembangkan mpat pembangkit listrik, yakni PLTS Listrik Desa 0,05 MW, yang telah beroperasi komersial atau commercial on date (CoD) pada 2020, PLTA Kayan Satu 900 MW, yang ditargetkan CoD pada 2025, PLTA Kayan Dua 1.000 MW CoD 2027, dan PLTA Kayan Tiga 1.200 MW CoD pada 2029.
"PT KHE akan melistriki Desa Long Leju dan Desa Long Peliban Kabupaten Bulungan, serta Kawasan Industri Sangkuriang Kalimantan Timur,"
Sementara itu, proyek Blok Lapangan Abadi Blok Masela sendiri juga telah melalui perkembangan baru dengan disetujuinya revisi rencana pengembangan atau plan of development (PoD) I pada 28 November tahun ini.
"Dengan revisi ini, maka target ready for start up dan loading first cargo adalah pada 2030. Setelah ini akan dilakukan penyusunan amandemen KKS WK Masela untuk memasukkan CCS sebagai kegiatan operasi perminyakan. Hasil keekonomian dari revisi 2 POD I akan diperbarui setelah FEED," ujar Arifin.
Selain itu, pertemuan tersebut juga turut membahas penjajakan kerja sama proyek transisi energi, termasuk pengembangan pembangkit panas bumi, pengelolaan pembangkit berbasis sampah perkotaan, perdagangan karbon dan pengolahan mineral kritis, termasuk teknologi semikonduktor.
Dorong Buat Pabrik
Arifin juga mendorong perusahaan Jepang untuk mendirikan pabrik di Indonesia, seperti kabel listrik dan baterai.
"Kami mengajak perusahaan Jepang untuk mendirikan pabrik kabel listrik dan baterai di Indonesia. Indonesia memiliki kebijakan hilirisasi mineral dan smelter tembaga juga akan segera beroperasi," ujarnya.
Selain denga METI, dalam kesempatan tersebut, Arifin juga bertemu dengan Vice President Japan International Cooperation Agency (JICA) Yamada Junichi.
JICA merupakan badan kerja sama Internasjonal negeri Sakura yang ditujukan untuk membantu pembangunan negara-negara berkembang.
Dalam pertemuan itu, membahas perkembangan proyek yang bekerja sama dengan JICA, yang dibagi menjadi tiga arms of operation, yakni finance and investment, technical cooperation, dan grant aid.
Beberapa proyek yang didanani JICA meliputi:
- Peusangan Hydroelectric Power Plant Construction Project
- Huluhais Geothermal Power Plant Project
- Asahan No.3 Hydroelectric Power Plant Construction Project
- Lumut Balai Geothermal Development Project
- Tulehu Geothermal Development Project (E/S)
Arifin berharap, JICA juga dapat mendukung pembiayaan ekspansi jaringan gas kota dengan mekanisme Kerjasama antara Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) untuk mengurangi konsumsi LPG dan meningkatkan pemanfaatan sumber daya energi dalam negeri.
Mantan Duta Besar RI untuk Jepang itu juga bertemu dengan Japan Bank for International Cooperation (JBIC), serta pertemuan dengan perusahaan-perusahaan Jepang untuk mendorong pembiayaan dan investasi mendukung transisi energi di Indonesia.
(ibn/wdh)