Namun, kata Bloomberg Economics, ada beberapa alasan untuk meyakini bahwa gangguan ini hanya akan berdampak moderat pada ekonomi.
Data yang dikumpulkan oleh Bloomberg menunjukkan, meskipun biaya untuk mengirim kontainer berukuran 40 kaki dari Shanghai ke Rotterdam telah melonjak 44% dari akhir Oktober sebelum serangan dimulai, dan lebih dari 26% ke Genoa, biaya tersebut masih jauh di bawah tingkat pada tahun 2021 dan 2022 selama pandemi.
Menurut Bloomberg Economics, dampaknya terhadap inflasi di Eropa akan terbatas karena pasar dan perusahaan-perusahaan pelayaran menyesuaikan diri dengan situasi baru ini.
Ekspor China juga lemah sepanjang tahun dan dapat melambat bulan depan karena pabrik-pabrik biasanya berhenti beroperasi di awal tahun karena berakhirnya permintaan Natal dan sebelum liburan Tahun Baru Imlek di Asia. Namun, jika gangguan berlanjut atau memburuk, hal ini dapat menambah tekanan pada perdagangan tersebut.
Ekspor dari China ke Eropa turun di setiap bulan sejak Juni, sementara pertumbuhan ekspor dari Jepang ke Eropa Barat melambat menjadi 1,1% di November dari tahun sebelumnya.
Amerika Serikat telah mengumumkan sebuah gugus tugas baru yang ditujukan untuk melindungi kapal-kapal komersial yang melintasi Laut Merah. Negara-negara yang berpartisipasi termasuk Inggris, Bahrain, Kanada, Perancis, dan Italia. Baik Jepang maupun China memiliki pangkalan militer di Djibouti, dekat Laut Merah, namun belum mengatakan bahwa mereka akan mengambil bagian dalam upaya angkatan laut ini.
"Hal terbaik yang dapat diharapkan dunia mungkin adalah skenario risiko moderat, di mana pelayaran dialihkan setidaknya selama beberapa bulan hingga situasi keamanan di Laut Merah stabil," tulis analis Bloomberg Economics.
Mereka menambahkan, ini mungkin bukan skenario yang optimal, tetapi ini terjadi ketika ada lebih banyak kapasitas pengiriman dan ini lebih baik daripada beberapa alternatif lainnya.
(bbn)