Sebelumnya, padahal, kalangan ekonom memprediksi harga BBM nonsubsidi bakal kembali turun untuk bulan ketiga berturut-turut pada Januari 2024, seiring dengan harga minyak dunia yang makin mendekati – bahkan sempat menyentuh di bawah – US$70/barel.
Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede mengatakan, perkiraan itu didasari dengan tren terakhir pergerakan harga minyak dunia yang masih mengalami penurunan secara bulanan, seperti jenis Brent yang pada akhir November bertengger di US$80,86/barel, atau turun dari posisi akhir Oktober di US$87,4/barel.
Selain itu, nilai tukar rupiah, yang juga menjadi pengaruh besar fluktuasi harga minyak, juga cenderung menguat, di mana per akhir November berada di posisi Rp15.505/US$ dibandingkan dengan akhir Oktober di Rp15.880/US$.
“Dengan demikian, biaya produksi BBM menjadi lebih rendah sehingga pelaku usaha bisa menurunkan harga BBM nonsubsidi lagi,” ujar Josua saat dihubungi belum lama ini.
Namun, per hari ini, harga West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Januari naik 1,3% menjadi ditetapkan pada US$73,44 per barel di New York.Kontrak Februari yang lebih aktif ditetapkan pada US$73,94.
Sementara itu, Brent untuk penyelesaian Februari naik 1,6% menjadi ditetapkan pada US$79,23 per barel.
Meningkatnya serangan oleh pasukan Houthi yang didukung Iran di Yaman telah memperkuat reli harga minyak yang sempat turun ke level terendah dalam lima bulan minggu lalu akibat tanda-tanda peningkatan produksi.
Meskipun ada kenaikan saat ini, beberapa trader tidak mengantisipasi dampak harga minyak mentah dalam jangka panjang. Timespread — suatu barometer penting untuk penawaran dan permintaan — terus menunjukkan kelemahan.
Quick spread WTI, yang merupakan selisih antara kontrak Januari dan Februari, ditetapkan pada 50 sen secara contango. Hal ini menunjukkan ketersediaan berlimpah dalam jangka pendek.
"Dampak jangka panjang dari serangan Houthi terhadap kapal tanker minyak melalui Laut Merah adalah suatu hal yang rumit," kata Fawad Razaqzada, seorang analis pasar di City Index dan Forex.com kepada Bloomberg.
(wdh)