Sektoral saham barang baku dan saham infrastruktur menjadi pendukung utama penguatan IHSG dengan kenaikan 2,82% dan 1,22%, disusul oleh menguatnya saham-saham kesehatan sebesar 0,52%.
Sejumlah saham-saham barang baku yang menjadi pendorong kenaikan IHSG adalah, PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) yang meroket hingga 15,2%, PT Merdeka Battery Materials Tbk (MBMA) yang melesat mencapai 7,62% juga dengan saham PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) yang menguat 5,68%.
Saham kesehatan juga naik mendukung penguatan IHSG, PT Hetzer Medical Indonesia Tbk (MEDS) meroket 28,4%, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) melesat naik 19,3% dan saham PT Itama Ranoraya Tbk (IRRA) menguat 18,7%.
Senada, PT Phapros Tbk (PEHA) terapresiasi 19,3%, PT Royal Prima Tbk (PRIM) melesat naik 11%. PT Indofarma Tbk (INAF) menguat 9,92%.
Menguatnya sektor saham kesehatan merupakan respons dari lonjakan kasus Covid-19 di tengah masyarakat, ditambah lagi yang diprediksi akan melonjak saat libur Natal dan tahun baru (Nataru).
Diketahui situasi Covid-19 di Indonesia saat ini menunjukkan adanya tren peningkatan kasus sejak pekan ke-41 atau periode 8–14 Oktober 2023, terus meningkat dibandingkan hari-hari sebelumnya.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memprediksi puncak Covid-19 di Indonesia akan terjadi pada awal Januari. Ini bertepatan dengan selesainya perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, yang juga meminta masyarakat untuk kembali memperketat protokol kesehatan dengan memakai masker dan mencuci tangan.
“Mungkin puncak Covid-19 di akhir Nataru, ya,” ujar Siti Nadia Tarmizi kepada Bloomberg Technoz.
Dari data yang dihimpun dari situs infeksiemerging Kemenkes total kasus aktif hingga pertengahan Desember sudah mencapai 2.070.
(fad/roy)