Diberitakan oleh Axios, mengutip tiga sumber yang tidak diidentifikasi, tawaran Israel menyerukan jeda perang selama satu pekan di mana Hamas akan membebaskan 40 orang sandera, termasuk semua perempuan, pria yang berusia di atas 60 tahun, dan orang yang sakit atau terluka parah.
Sebagai imbalannya, Israel akan mempertimbangkan pembebasan tahanan Palestina yang dituduh melakukan serangan yang lebih serius terhadap Israel dibandingkan mereka yang dibebaskan selama gencatan senjata bulan lalu.
Usulan Israel disampaikan melalui mediator Qatar oleh David Barnea, kepala agen mata-mata negara tersebut.
Hamas menyatakan dalam pernyataan di Telegram bahwa mereka "dengan tegas menolak" negosiasi mengenai pertukaran tawanan selama serangan Israel di Gaza masih berlangsung. Namun, kelompok tersebut menambahkan kesiapannya untuk terlibat dalam "setiap inisiatif yang berkontribusi untuk mengakhiri agresi terhadap rakyat kami, dan membuka penyeberangan untuk membawa bantuan."
Menurut kementerian kesehatan yang dikelola Hamas, hampir 19.500 warga Palestina tewas di Gaza sejak 7 Oktober, ditambah dengan kerusakan rumah dan infrastruktur lain. Israel mengatakan 1.200 orang tewas setelah serangan awal yang dilakukan oleh Hamas, dan telah berjanji untuk menghancurkan kelompok tersebut demi menghindari serangan serupa.
Israel telah mendapat tekanan dari AS, sekutu utamanya, untuk melakukan lebih banyak upaya guna mengurangi kematian warga sipil. Sementara Prancis, Jerman, dan Inggris pada akhir pekan lalu mendesak agar dilakukan gencatan senjata.
Komentar terbaru dari Herzog dan Hamas muncul di tengah laporan bahwa AS dan pihak lain berupaya untuk memulai kembali pembicaraan setelah jeda perang singkat bulan lalu. Gencatan senjata satu pekan pertama, yang mencakup pertukaran sandera yang dilakukan oleh Hamas dan Israel setiap hari, berakhir pada 1 Desember.
Berakhirnya gencatan senjata pertama, kata Israel, karena Hamas melanggar kesepakatan untuk memulangkan semua perempuan dan anak-anak.
The Wall Street Journal melaporkan bahwa Direktur CIA William Burns melakukan perjalanan ke Warsawa pekan ini untuk bertemu dengan mitranya dari Israel dan perdana menteri Qatar untuk membahas cara memulai kembali pembicaraan.
(bbn)