Bank Sentral Jepang atau Bank of Japan (BOJ) mencatat dalam laporan outlook bulan Oktober bahwa ekspor dan produksi "diperkirakan akan tetap datar untuk saat ini, dipengaruhi oleh perlambatan laju pemulihan ekonomi di luar negeri." Hal ini terjadi meskipun yen melemah, yang biasanya akan mendukung pengiriman ke luar negeri.
Data pada Rabu menyoroti keadaan ekonomi global yang tidak stabil. Ekspor ke AS meningkat 5,3% secara tahunan, sementara eskpor ke Eropa datar, dan pengiriman ke China turun 2,2%.
Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) pekan lalu memberi sinyal jelas bahwa mereka siap melonggarkan kembali kebijakannya yang ketat tahun depan, seiring dengan upaya untuk melakukan soft landing.
Di Eropa, para ekonom melihat kemungkinan besar bahwa perekonomian mengalami kontraksi pada kuartal keempat, menempatkan negara tersebut dalam resesi teknis. Sementara itu, indikator ekonomi terbaru untuk China kurang menggembirakan.
"Pertumbuhan yang lebih lambat di China, AS, dan mitra dagang utama lainnya mulai membebani ekspor. Kenaikan harga batu bara dan gas alam kemungkinan akan menambah beban impor," ungkap Taro Kimura, ekonom dan Bloomberg Economics.
(bbn)