“Kami sudah menunggu sangat lama. Saya akan melakukan segala daya saya untuk mencegah Iran memperoleh senjata nuklir.”
Israel mengebom situs nuklir di Irak pada 1981 dan Suriah pada 2007. Konflik militer terbuka dengan Iran dapat memicu kebakaran regional yang dahsyat yang mempengaruhi pasokan minyak global.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby pada Jumat (24/02/2023) mengatakan Rusia telah menawarkan Iran kerja sama pertahanan “yang belum pernah terjadi sebelumnya,” yang mencakup rudal, teknologi, dan sistem pertahanan udara, termasuk dapat memberi Teheran jet tempur.
Kremlin dan Kementerian Pertahanan Rusia tidak menanggapi permintaan untuk komentar. Kantor Perdana Menteri Israel juga menolak berkomentar.
Kekhawatiran seputar program nuklir Iran telah tumbuh sejak terdeteksi uranium yang diperkaya hingga kemurnian 84% atau tepat di bawah 90% yang dibutuhkan untuk senjata nuklir. Pada akhir 2023, Iran akan memiliki cukup uranium yang diperkaya hingga 60% untuk menghasilkan 10 bom, menurut seorang pejabat senior Israel dan mantan pejabat senior AS.
Iran menuduh Israel membunuh ilmuwan nuklirnya, terakhir pada pengujung 2020, serta peretasan dan sabotase nuklir lainnya. Israel tidak secara terbuka mengakui itu tetapi nama-nama ilmuwan itu dikenal secara luas oleh para pejabat AS maupun Israel.
Iran mengatakan program nuklir selama puluhan tahun adalah untuk tujuan damai, tetapi kekuatan Barat mengatakan tujuan program itu adalah untuk membuat bom nuklir.
Drone dan Jet Tempur
Pada Desember, AS mengatakan Rusia memperdalam dukungan militer untuk Iran dengan imbalan pasokan drone Iran untuk perang di Ukraina. Bulan berikutnya, seorang anggota parlemen Iran mengatakan Teheran mengharapkan pengiriman jet tempur Su-35 dari Rusia pada pertengahan Maret.
Rusia memiliki hubungan yang sangat baik dengan Iran, dan Teheran sedang mencari lebih banyak dukungan, kata Elena Suponina, pakar Timur Tengah yang berbasis di Moskow.
Setelah AS dan lima kekuatan lainnya menandatangani kesepakatan dengan Iran pada 2015 yang membatasi program nuklirnya dengan imbalan keringanan sanksi, Rusia menjual sistem pertahanan udara S-300 ke Iran. Kesepakatan nuklir pun berantakan pada 2018.
“Makin banyak pertahanan udara yang mereka miliki, makin sulit untuk menyerang mereka,” kata Yossi Kuperwasser, mantan pejabat tinggi intelijen militer Israel dan sekarang menjadi peneliti senior di Forum Pertahanan dan Keamanan Israel.
“Kami menganalisis kapan waktu yang paling tepat untuk mengambil tindakan.”
Israel saat ini tidak hanya mengamati kemampuan Iran untuk menahan serangan udara, tetapi juga kemampuannya untuk membuat bom nuklir.
Mereka menghitung bahwa pada saat Iran memutuskan untuk mempersenjatai diri, "itu adalah antara 18 hingga 24 bulan bagi mereka untuk membangun hulu ledak pertama," Mark Dubowitz, kepala Yayasan Pertahanan Demokrasi yang berbasis di Washington, yang mendukung langkah-langkah untuk melawan Iran.
AS dan Israel baru-baru ini mengadakan latihan militer yang dipublikasikan besar-besaran di Mediterania, latihan terbesar yang pernah ada antara kedua sekutu dalam demonstrasi kekuatan udara.
--Dengan asistensi Jonathan Tirone, Courtney McBride, Jenny Leonard, dan Jordan Fabian.
(bbn)