Penurunan yield itu kemudian membuat nilai tukar mata uang dolar AS terpeleset. Kemarin, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan 6 mata uang utama dunia) terpangkas 0,43% ke 102,124, terendah dalam sepekan terakhir.
Emas diuntungkan saat dolar AS melemah. Sebab, emas (yang dibanderol dalam dolar AS) menjadi lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lainnya. Permintaan emas naik, harga pun mengikuti.
Analisis Teknikal
Secara teknikal dalam perspektif harian (daily time frame), emas masih menghuni zona bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 66,51. RSI di atas 50 menandakan suatu aset sedang di posisi bullish.
Sementara indikator Stochastic RSI menunjukkan angka 58,7. Masih jauh di bawah 80, belum tergolong jenuh beli (overbought).
Akan tetapi, investor tetap perlu waspada. Harga emas sudah menyentuh resisten US$ 2039/ons sehingga ada kemungkinan harga berbalik turun.
Target support terdekat adalah US$ 2.033/ons. Penembusan di titik ini bisa membawa harga emas turun lagi menuju US$ 2.027/ons.
Target paling pesimistis atau support terjauh adalah US$ 2.014/ons.
Sementara target resisten terdekat ada di US$ 2.042/ons. Jika tertembus, maka harga emas bisa naik lagi ke US$ 2.048/ons.
(aji)