Sedangkan saham-saham yang melemah dan menjadi top losers antara lain PT Himalaya Energi Perkasa Tbk (HADE) yang jatuh 25%, PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) ambruk 17,7%, dan PT Paramita Bangun Sarana Tbk (PBSA) anjlok 13,2%.

Pada Selasa sore hari, indeks Nikkei 225 (Tokyo) memimpin penguatan dengan melesat 1,41%. Disusul oleh IHSG (Indonesia) yang menguat 0,96%.

Bursa Saham Asia lainnya juga kompak menapaki jalur hijau. Indeks Topix (Jepang) naik 0,73%, PSEI (Filipina) yang berhasil menguat 0,71%, dan Ho Chi Minh Stock Index (Vietnam) terapresiasi 0,4%.

Penguatan yang optimis juga terjadi pada indeks Shenzhen Comp. (China) melonjak 0,12%, Straits Time (Singapura) terangkat 0,11%, SETI (Thailand) menguat 0,11%, Kospi (Korea Selatan) terangkat 0,07%, Shanghai Composite (China) menguat 0,05%, dan KLCI (Malaysia) menguat 0,02%.

Sementara, Hang Seng (Hong Kong) melemah 0,75%, dan Weighted Index (Taiwan) terdepresiasi 0,43%.

Menguatnya sejumlah indeks utama Bursa Saham Asia dan IHSG efek dari para trader dan investor yang dinilai mengabaikan pesan terbaru dari pejabat Bank Sentral AS (Federal Reserve/The Fed).

Di mana komentar pejabat Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) menyatakan terlalu dini untuk mempertimbangkan pengguntingan suku bunga pada Maret 2024, dinilai sudah priced in.

Seperti yang diwartakan Bloomberg News, Gubernur The Fed Chicago Austan Goolsbee dan Gubernur The Fed Cleveland Loretta Mester adalah yang terbaru untuk bergabung dalam kelompok yang para pejabat Bank Sentral yang berusaha memoderasi optimisme pasar pada pengguntingan suku bunga acuan setelah rekan mereka di New York John Williams pekan lalu mengatakan taruhan pada pengurangan Maret terlalu dini.

Loretta Mester, dan Gubernur The Fed San Francisco Maria Daly dalam wawancara yang terbit Senin kemarin, menyatakan, ekspektasi penurunan suku bunga pada awal tahun depan adalah terlalu prematur. Terlebih lagi, dua pejabat ini memberi suara dalam rapat terbuka FOMC tahun depan.

(fad/ain)