Laju pertumbuhan terjadi pada pendapatan operasi BBYB khusus kuartal ketiga telah menyentuh Rp1,04 triliun atau naik 73,9% dibandingkan periode lalu. Capaian ini dihasilkan dari pendapatan bunga bersih Rp810 miliar dan pendapatan non bunga sekitar Rp236 miliar.
Perbaikan kinerja menjadi target manajemen BBYB di masa mendatang, dimana perusahaan menargetkan pertumbuhan kredit sekitar 25% tahun 2024. Raihan kredit juga sejalan dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Neo Commerce, seperti disampaikan Pjs Direktur Utama dan Direktur Bisnis Aditya Windarwo.
DPK hingga September tercatat Rp15,3 triliun atau mengalami kenaikan 21% dibandingkan periode sebelumnya. Semetara porsi pembiayaan lewat channeling dan digital mencatatkan nilai Rp9,12 triliun, mendominasi dari total kredit yang mencapai Rp10,9 triliun hingga kuartal III-2023.
Bank Neo Commerce berdiri sejak tahun 1980 dengan nama Bank Yudha Bhakti, yang berganti kepemilikan saham ke Gozco Capital pada tahun 2008. Usai mencatatkan saham dan menjadi perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2015, Bank Neo Commerce mendapatkan investor baru, Akulaku Silvrr Indonesia tahun 2019. Dua tahun berikutnya Akulaku Silvrr menjadi pemegang saham mayoritas.
Secara global Akulaku terafiliasi dengan Ant Group, perusahaan fintech yang didukung oleh pengusaha asal China Jack Ma. Ant Group masuk ke Akulaku melalui putaran pendanaan sebesar US$89 juta melalui Ant Financial pada awal 2019, berdasarkan data yang dihimpun Crunchbase.
(wep)