Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Bank digital, PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB), masih mencatatkan rugi bersih Rp566 miliar hingga kuartal ketiga 2023, berdasarkan catatan laporan publik.

Dalam tiga kuartal berturut-turut bank yang berafiliasi dengan Akulaku Silvrr Indonesia ini betah menghasilkan kinerja negatif, dimana pada kuartal pertama bank digital ini merugi Rp68 miliar, kemudian merugi Rp258 miliar pada kuartal selanjutnya. Dan, pada periode kuartal Juli hingga September tercatat rugi Rp239 miliar.

Namun raihan pada kuartal ketiga ini sangat berbanding jauh dari capaian periode yang sama tahun lalu dimana Bank Neo Commerce mampu menghasilkan laba bersih Rp10 miliar dengan laba operasi Rp11 miliar.

Meski demikian, catatan keuangan hingga kuartal ketiga tahun 2023 mengalami perbaikan dibandingkan periode sebelumnya yang tercatat Rp601 miliar.  Manajemen BBYB pun mengaku telah mencatatkan laba secara bulanan di Oktober dan November.

"Di bulan Desember juga kami harapkan kami bisa melakukan efisiensi yang optimal, sehingga kami bisa repeat apa yang kami dapatkan di bulan Oktober dan November, sehingga ini merupakan suatu milestone baru, sehingga tahun depan, kami bisa paling tidak, mulai kuartal I-2024 kita sudah dapat melihat perbaikan untuk full year profitability," tulis Bank Neo Commerce.

Laju pertumbuhan terjadi pada pendapatan operasi BBYB khusus kuartal ketiga telah menyentuh Rp1,04 triliun atau naik 73,9% dibandingkan periode lalu. Capaian ini dihasilkan dari pendapatan bunga bersih Rp810 miliar dan pendapatan non bunga sekitar Rp236 miliar.

Perbaikan kinerja menjadi target manajemen BBYB di masa mendatang, dimana perusahaan menargetkan pertumbuhan kredit sekitar 25% tahun 2024. Raihan kredit juga sejalan dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) Bank Neo Commerce, seperti disampaikan Pjs Direktur Utama dan Direktur Bisnis Aditya Windarwo.

DPK hingga September tercatat Rp15,3 triliun atau mengalami kenaikan 21% dibandingkan periode sebelumnya. Semetara porsi pembiayaan lewat channeling dan digital mencatatkan nilai Rp9,12 triliun, mendominasi dari total kredit yang mencapai Rp10,9 triliun hingga kuartal III-2023.

Bank Neo Commerce berdiri sejak tahun 1980 dengan nama Bank Yudha Bhakti, yang berganti kepemilikan saham ke Gozco Capital pada tahun 2008. Usai mencatatkan saham dan menjadi perusahaan publik di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2015, Bank Neo Commerce mendapatkan investor baru, Akulaku Silvrr Indonesia tahun 2019. Dua tahun berikutnya Akulaku Silvrr menjadi pemegang saham mayoritas.

Secara global Akulaku terafiliasi dengan Ant Group, perusahaan fintech yang didukung oleh pengusaha asal China Jack Ma. Ant Group masuk ke Akulaku melalui putaran pendanaan sebesar US$89 juta melalui Ant Financial pada awal 2019, berdasarkan data yang dihimpun Crunchbase.

(wep)

No more pages