"Anda tidak dapat melihat Taipan Thailand sebagai perusahaan Thailand lagi. Mereka adalah perusahaan global atau regional," kata Waranon yang menambahkan bahwa DLA Piper baru-baru ini telah membantu perusahaan-perusahaan lokal menyelesaikan transaksi di Brunei, Vietnam, Meksiko, Amerika Serikat, dan Jerman.
"Konglomerat Thailand telah berekspansi ke luar negeri secara besar-besaran dalam 15 tahun terakhir," ujarnya.
Dorongan untuk ekspansi ke luar negeri terjadi di tengah pemulihan yang belum optimal di negara dengan ekonomi terbesar kedua di Asia Tenggara ini-- dengan tingkat pertumbuhan rata-rata sekitar 1,9% dalam satu dekade terakhir. Selain itu, utang rumah tangga yang mendekati rekor tertinggi dan meluasnya utang publik di tengah tingkat suku bunga tertinggi dalam satu dekade terakhir menambah suramnya prospek berbisnis di dalam negeri.
Pasar saham lokal yang merosot, yang memasuki wilayah bearish bulan ini setelah investor asing menarik lebih dari US$5 miliar tahun ini, juga memperkeruh prospek bisnis di Thailand.
Para investor melepas saham-saham Thailand karena kekhawatiran akan potensi kenaikan utang pemerintah akibat rencana pembagian uang tunai oleh pemerintahan baru Perdana Menteri Srettha Thavisin.
Meskipun Srettha berusaha keras merayu para investor asing di berbagai sektor, mulai dari kendaraan listrik hingga elektronik dan energi baru, hanya ada sedikit akuisisi oleh perusahaan-perusahaan asing di Thailand dalam beberapa tahun terakhir.
Waranon melihat penurunan investasi asing langsung ke Thailand sebagai "sedikit mengkhawatirkan."
Perusahaan-perusahaan global di berbagai industri seperti energi, telekomunikasi, dan ritel keluar dari Thailand atau menggabungkan bisnis mereka dengan perusahaan lokal dalam beberapa tahun terakhir.
Tesco Plc menjual operasi ritelnya kepada CP Group, Exxon Mobil Corp menjual unit penyulingan dan ritel Esso (Thailand) Pcl kepada saingannya, Bangchak Corp, sementara Telenor ASA menggabungkan unit layanan telepon genggamnya dengan True Corp milik CP Group. Citigroup Inc menjual unit perbankan ritelnya di Thailand dan beberapa pasar Asia Tenggara lainnya kepada UOB Group dari Singapura.
Eksodus ini mempengaruhi pandangan investor non-Thailand terhadap negara itu secara keseluruhan, kata Waranon, yang juga merupakan kepala keuangan, proyek, dan restrukturisasi DLA Piper di Asia.
"Selain perusahaan-perusahaan China yang mendirikan pabrik mobil listrik, kami belum melihat banyak transaksi bernilai besar dan raksasa yang datang ke Thailand," katanya. "Kepergian beberapa perusahaan besar dapat membuat para investor bertanya-tanya mengapa."
(bbn)