Logo Bloomberg Technoz


Dari sisi kinerja ekspor, penjualan pada Oktober melesat 11,4% menjadi 3 juta ton dari bulan sebelumnya 2,69 juta ton.

“Kenaikan terbesar terjadi pada ekspor oleokimia sebesar 21,8% dari 0,33 juta ton pada September menjadi 0,40 juta ton bulan selanjutnya, diikuti produk olahan CPO sebesar 12,4% dari 1,96 juta ton menjadi 2,21 juta ton,” kata Mukti.

Ekspor CPO sendiri juga menguat 12,9% dari 0,23 juta ton pada September menjadi 0,26 juta ton pada Oktober. Akan tetapi, secara total, ekspor CPO dan PKO malah menurun 17,4% menjadi 0,11 juta ton pada Oktober dari 0,13 juta ton bulan sebelumnya.

“Dengan stok awal Oktober sebanyak 3,10 juta ton, produksi 4,95 juta ton, konsumsi 2,18 juta ton, dan ekspor 3 juta ton, maka stok akhir Oktober adalah 2,87 juta ton yang lebih rendah dari stok akhir September sejumlah 3,10 juta ton,” papar Mukti.

Mandatori Makin Agresif

Ketua Umum Gapki Eddy Martono sebelumnya menyebut ambisi pemerintah memacu program mandatori biodiesel di dalam negeri bakal makin mencederai kinerja ekspor CPO serta derivatifnya. Terlebih, produksi CPO Indonesia cenderung stagnan dalam 4 tahun terakhir, bahkan dengan tren menurun.

Edi tidak menampik konsumsi CPO dalam negeri naik secara konsisten akibat makin agresifnya kebijakan mandatori biodiesel. Dia mencontohkan dari 2021 ke 2022, konsumsi CPO di dalam negeri naik dari 3 juta ton menjadi 21 juta ton, didominasi oleh kebutuhan untuk FAME biodiesel.

“Tahun ini diperkirakan konsumsi naik menjadi 24—25 juta ton, padahal total produksi CPO dan CPKO masih sekitar 51 juta ton. Kalau produktivitas dan produksi tidak ditingkatkan, maka ekspor yang akan dikorbankan,” ujarnya saat dihubungi, belum lama ini. 

Eddy mengatakan tingginya kebutuhan CPO di dalam negeri untuk biodiesel – yang mulai mengubah orientasi pasar komoditas andalan ekspor nonmigas tersebut – harus diimbangi dengan peningkatan produktivitas lahan sawit melalui program Peremajaan Sawit Rakyat (PSR).

Terlebih, masalah penuaan lahan dan program replanting yang jalan di tempat merupakan salah satu alasan turunnya tren produksi minyak sawit Indonesia, meski negara ini masih merupakan produsen CPO nomor wahid dunia.

Ilustrasi petani sawit melakukan panen (Joshua Paul/Bloomberg)

Di lain sisi, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menyebut mandatori biodiesel berpotensi menekan impor bahan bakar minyak (BBM). Terlebih, konsumsi BBM di Indonesia pada tahun lalu menembus lebih dari 1.100 million barrel oil equivalent (MBOE), naik 30% dalam satu dekade sebelumnya.

“Hal itu dipicu kenaikan konsumsi BBM di sektor industri dan transportasi,” ujar Arifin melalui pernyataan resmi kementerian awal Oktober.

Kinerja Harga

Pada perkembangan lain, harga CPO naik pada perdagangan awal pekan ini, Senin (18/12/2023), menandakan penguatan sebesar 2,04% selama 3 hari beruntun.

Kemarin, harga CPO di Bursa Malaysia ditutup di MYR 3.745/ton, naik 1,44% dibandingkan dengan penutupan perdagangan akhir pekan lalu dan menjadi yang tertinggi sejak 5 Desember atau sekitar 2 oekan terakhir.

Dalam sepekan terakhir, harga CPO naik tipis 0,11% secara point to point. Namun, selama sebulan ke belakang, harga jauh 4,8%.

Kenaikan harga CPO dalam beberapa hari terakhir disebabkan oleh kekhawatiran pasar terhadap prospek pasokan. Stok CPO Malaysia pada November turun 1,09% dari bulan sebelumnya menjadi 2,42 juta metrik ton. Ini adalah penurunan pertama dalam 7 bulan terakhir.

Permintaan sedang tinggi, terutama di India. Impor CPO India pada November melonjak 23% ke titik tertinggi dalam 3 bulan terakhir.

(wdh)

No more pages