Keengganan korporasi mengajukan kredit baru ke bank pada akhirnya turut menurunkan kinerja penyaluran kredit bank. Hasil survei yang sama menyebut, penyaluran kredit baru oleh perbankan pada November tumbuh dengan SBT 70,4%, tapi angka itu turun cukup dalam dibandingkan bulan sebelumnya di angka SBT 82,1%.
"Perlambatan diprakirakan terjadi di kelompok bank umum. Sementara penyaluran kredit di bank syariah dan bank daerah diprakirakan meningkat," jelas BI.
Di sisi rumah tangga, permintaan pembiayaan baru pada November 2023 juga terindikasi sedikit lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya, dengan mayoritas pembiayaan berasal dari bank umum.
Hal itu terindikasi dari jumalh responden rumah tangga yang melakukan penambahan pembiayaan melalui utang atau kredit pada November hanya sebesar 10,7%, turun dibanding bulan sebelumnya 11,3%.
Masih melambat tahun depan
Hasil survei juga mencatat, kebutuhan pembiayaan korporasi dalam tiga bulan ke depan atau sampai Februari 2024, masih akan melambat dengan SBT 27,3% dari sebelumnya 29,1%.
Korporasi masih lebih suka memakai dana sendiri, baru setelah itu menimbang pengajuan kredit ke perbankan dalam negeri. Juga, memanfaatkan fasilitas longgar tarik.
Sementara dari kelompok nasabah rumah tangga, hasil survei mencatat ada kenaikan permintaan pembiayaan dengan SBT 6,9% dari sebelumnya 5,3%.
Permintaan pembiayaan dari kelompok nasabah rumah tangga dalam 3 bulan ke depan, terutama untuk jenis kredit multiguna (KMG) dan kartu kredit diperkirakan meningkat. Sementara kredit kendaraan bermotor (KKB) dan kredit peralatan rumah tangga diperkirakan turun, sedang kredit pemilikan rumah (KPR) diprediksi stabil.
Penyaluran kredit bank diperkirakan akan meningkat pada Desember dibanding November, meski secara umum selama kuartal IV-2023 kinerja pertumbuhan kredit baru perbankan diperkirakan stagnan dengan SBT 93,4%, lebih rendah dibanding bulan lalu 95,6%.
(rui)