Logo Bloomberg Technoz

Kantor Informasi Dewan Negara China dan Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional, badan perencanaan ekonomi negara tersebut, tidak menanggapi pertanyaan melalui faks yang meminta informasi lebih lanjut pada Rabu (01/03/2023).

Sumber: Bloomberg

Perdana Menteri China Li Keqiang mengatakan kepada Kristalina Georgieva, direktur pelaksana Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF), pada Rabu (01/03/2023), bahwa ekonomi China "stabil dan pulih" dan memiliki ruang "sangat besar" untuk pertumbuhan di masa depan.

Data utama yang dirilis pekan ini mendukung pandangan bahwa ekonomi pulih dengan kuat setelah China meninggalkan strategi Zero Covid pada Desember. Pembalikan tersebut mengejutkan para pakar.

Sektor manufaktur mengalami peningkatan aktivitas yang tertinggi dalam lebih dari satu dekade di bulan Februari dan aktivitas konsumen pun naik, menurut Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers Index/PMI).

Penjualan perumahan China juga naik untuk pertama kalinya dalam 20 bulan terakhir, menurut data dari 100 pengembang real estat terbesar di negara itu.

Prospek ekonomi tetap tidak pasti dengan pertumbuhan global yang lemah dan kenaikan suku bunga. Permintaan ekspor China dari beberapa pasar terbesar seperti Amerika Serikat (AS) dan Eropa anjlok dalam beberapa bulan terakhir dan kemungkinan akan tetap lemah tahun ini. Ketegangan AS-China soal teknologi dan geopolitik juga meningkat dan membebani dunia usaha.

Target Pertumbuhan

Media pemerintah China pada Kamis (02/03/2023) menyerukan stimulus kebijakan lebih lanjut untuk mendukung pemulihan yang belum cukup kuat. The Securities Times - yang dijalankan oleh People's Daily, surat kabar resmi Partai Komunis China - mengatakan dalam tajuk mereka bahwa kebijakan ekonomi makro yang lebih mendukung diperlukan untuk memastikan pemulihan yang berkelanjutan dan stabil.

Penulis, yang merupaka seorang reporter di surat kabar tersebut, berpendapat bahwa ekonomi masih menghadapi banyak tantangan, termasuk permintaan domestik, kemungkinan gejolak Covid, dan efek lanjutan dari kenaikan suku bunga global.

Para ekonom memprediksi pemerintah China akan menetapkan target pertumbuhan untuk tahun ini yang lebih tinggi dari 5%. Beberapa memperkirakan sekitar 5,5% atau lebih. Perekonomian China tumbuh hanya 3% tahun lalu, laju paling lambat kedua sejak 1970-an.

Bank Rakyat China pun kemungkinan akan menahan diri dari memotong suku bunga secara tajam tahun ini.

--Dengan asistensi Yujing Liu dan Ishika Mookerjee.

(bbn)

No more pages