Seri sukuk bertenor pendek yakni SPN dan PBS003 yang bertenor 2 tahun ketika lelang itu menjadi primadona dengan mencatat permintaan tertinggi. Sementara dalam lelang SUN pekan lalu, tenor menengah lebih banyak diburu.
Pemerintah kemungkinan juga akan memberikan imbal hasil lebih rendah dengan saat ini yield SBN sudah lebih rendah dibandingkan awal Desember.
Yield SBN mayoritas hari ini bergerak naik di hampir semua tenor. Tenor benchmark 10 tahun bergeming di 6,47%. Sementara tenor pendek 2 tahun dan panjang 30 tahun sama-sama mencatat kenaikan 1,4 bps. Nilai rupiah dibuka melemah hari ini tertekan pernyataan lebih lanjut beberapa pejabat The Fed yang mengikis optimisme terkait dimulainya penurunan bunga tahun depan.
Pamor Merosot
Pamor obligasi rupiah tahun depan diperkirakan akan lebih suram dikepung oleh sentimen ketidakpastian politik terkait Pemilu dan Pilpres 2024 ditambah tingkat daya tarik yang lebih rendah dibanding negara berkembang lain.
Obligasi rupiah bahkan bisa kehilangan momentum pembalikan arus modal asing ke pasar negara berkembang sejalan dengan peluang pembalikan arah atau pivot bunga acuan Federal Reserve (The Fed) tahun depan.
Para pemodal global diperkirakan akan lebih banyak menyerbu obligasi di emerging market lain, terutama Amerika Latin, ketika 'gong' penurunan bunga The Fed dimulai.
Perhitungan skor yang dilakukan oleh Bloomberg berdasarkan pada enam metrik, menempatkan obligasi rupiah berada di peringkat bawah di antara 15 pasar obligasi negara berkembang, bersama obligasi dari Malaysia dan Korea Selatan.
Skor dihitung berdasarkan enam metrik yakni tingkat imbal hasil (nominal yields), tingkat imbal hasil riil (real yields), selisih imbal hasil obligasi dengan yield Treasury Amerika Serikat (AS), lalu tingkat bunga acuan negara terkait, potensi penurunan bunga acuan dan potensi tekanan inflasi ke depan.
Skor obligasi RI mencatat nilai negatif 0,12, terendah kedua setelah Malaysia yang mencatat skor minus 0,14. Di atas obligasi RI, surat utang Korea Selatan mencatat skor lebih tinggi yaitu 0,18%, lalu obligasi Thailand 0,47, juga India dengan skor 0,22.
Obligasi rupiah kalah telak dibanding surat utang negara-negara Amerika Latin seperti Peru yang mencetak skor 0,84, lalu Kolombia 0,56 dan Kolombia dengan skor 0,54. Di tiga peringkat teratas obligasi dengan skor tinggi adalah Peru, Hungaria dan Chili.
(rui/wep)