Loretta Mester, dan Gubernur The Fed San Francisco Maria Daly dalam wawancara yang terbit Senin kemarin, menyatakan, ekspektasi penurunan suku bunga pada awal tahun depan adalah terlalu prematur. Terlebih lagi, dua pejabat ini memberi suara dalam rapat terbuka FOMC tahun depan.
Austan Goolsbee juga senada, mengatakan dia terkejut dengan reaksi pasar yang sangat besar terhadap pembaruan proyeksi ekonomi triwulanan The Fed minggu lalu.
“Saya sedikit bingung dengan – apakah pasar hanya berasumsi, 'Inilah yang kami ingin mereka katakan?'” kata Goolsbee pada hari Senin dalam sebuah wawancara di CNBC, seperti yang diwartakan Bloomberg News.
“Saya pikir tampaknya ada kebingungan tentang cara kerja FOMC. Kami tidak memperdebatkan kebijakan tertentu secara spekulatif mengenai masa depan,” terangnya.
Selanjutnya investor juga bersiap mengantisipasi hasil pertemuan kebijakan Bank Sentral Jepang (Bank of Japan/BOJ) pada Selasa siang ini, dengan ekspektasi BOJ tidak akan melakukan perubahan apapun pada kebijakan moneternya.
Sudah berbulan-bulan investor berspekulasi bahwa lonjakan inflasi akan mendorong BOJ untuk akhirnya bergeser dari kebijakan moneter yang super longgar. Namun pertemuan pada hari Selasa ini diproyeksikan tidak akan menghasilkan perubahan besar pada kebijakan moneter.
Adapun BOJ sudah mempertahankan suku bunga acuan di level -0,1% selama satu dekade dengan harapan akan menggairahkan investasi dan membuat biaya pinjaman menjadi lebih rendah sehingga akan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan.
“Salah satu tujuan mempertahankan suku bunga acuan di tingkat yang super rendah adalah untuk mendongkrak laju inflasi menjadi 2% setelah sekian lama Jepang terjebak dalam pusaran deflasi,” tulis Tim Research Phillip Sekuritas.
(fad)