Adapun, prognosis pencapaian RRR hingga Desember mencapai 137,5% setelah persetujuan OPL Ubi Sikladi, OPL Riau Waterflood, POD I Revisi Kaliberau Dalam, OPLL Jambi Merang, OPL Karangan Barat, dan POD I Maha.
“Penambahan signifikan akan berasal dari POD I Maha dengan operator ENI West Ganal berupa gas sebesar 495 BSCF [gross gas] hingga 2037,” terang Benny.
Dia menambahkan salah satu kunci meningkatkan cadangan migas yang bisa diproduksi adalah mendorong setiap temuan migas untuk dapat dilakukan rencana pengembangan secara cepat.
Dari 2018 hingga 2023, menurutnya, Indonesia berhasil mencatatkan RRR rata-rata sebesar 162%.
Berdasarkan data SKK Migas, pencapaian RRR dalam rentang 2013 sampai 2017 sekitar 64% dengan perincian RRR 2013 sebesar 74%, 2014 sebesar 67%, 2015 sebesar 60%, 2016 sebesar 64%, dan 2017 sebesar 55%.
Untuk menjaga cadangan migas ke depannya, Benny menyebut SKK Migas akan memacu program eksplorasi secara masif yang diikuti dengan program percepatan POD untuk setiap penemuan cadangan baru.
“SKK Migas terus meningkatkan investasi di bidang eksplorasi, mengingat dari 128 cekungan yang sudah berproduksi hanya 20 cekungan, artinya potensinya masih menjanjikan. Giant discovery Geng North telah menempatkan Indonesia kembali masuk dalam radar investasi hulu migas global,” sebutnya.
(wdh)