Sedangkan saham-saham yang melemah dan menjadi top losers antara lain PT Mitra Komunikasi Nusantara Tbk (MKNT) yang jatuh 33,4%, PT Wismilak Inti Makmur Tbk (WIIM) ambruk 24,9%, dan PT NFC Indonesia Tbk (NFCX) anjlok 17,7%.
Bukan hanya IHSG, hampir seluruh indeks saham utama Asia melemah. Shenzhen Comp. (China), Hang Seng (Hong Kong), Ho Chi Minh Stock Index (Vietnam), Topix (Jepang), Nikkei 225 (Tokyo), Shanghai Composite (China), Sensex (India), Straits Times (Singapura), PSEI (Filipina), terpangkas masing-masing 1,25%, 0,97%, 0,95%, 0,66%, 0,64%, 0,4%, 0,23%, 0,11% dan 0,05%.
Hanya KOSPI (Korea Selatan) dan KLCI (Malaysia) yang mampu menguat, 0,13% dan 0,19%.
Komentar sejumlah pejabat tinggi Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) yang menyatakan terlalu dini untuk mempertimbangkan pengguntingan suku bunga pada Maret 2024 menjadi penyebab investor meninggalkan aset-aset berisiko seperti saham.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, Gubernur The Fed New York, John Williams mengatakan dengan nada hawkish, masih terlalu dini bagi para pejabat untuk mulai berpikir tentang menurunkan biaya pinjaman, karena mereka mempertimbangkan apakah kebijakan tersebut cukup membatasi pengembalian inflasi ke 2%.
“Kami tidak benar-benar membicarakan penurunan suku bunga,” kata Williams di CNBC.
Secara terpisah, Gubernur The Fed Atlanta Raphael Bostic, yang memberikan suara mengenai kebijakan moneter tahun depan, mengatakan kepada Reuters bahwa ia memperkirakan dua kali penurunan suku bunga pada 2024, tetapi baru akan dimulai pada kuartal ketiga.
Hal senada juga diutarakan oleh Gubernur The Fed Chicago Austan Goolsbee, yang mengatakan bahwa masih terlalu dini untuk menyatakan kemenangan atas inflasi. Keputusan mengenai pemotongan suku bunga juga akan didasarkan pada data ekonomi yang masuk, dan data-data terbaru.
"Kita telah membuat banyak kemajuan pada tahun 2023, tetapi saya masih mengingatkan semua orang, ini belum selesai," ujar Goolsbee pada hari Minggu dalam wawancara di acara Face the Nation di CBS. "Jadi data akan menentukan apa yang akan terjadi terhadap suku bunga."
Kita harus bisa menurunkan inflasi ke target," katanya pada hari Minggu.
"Sampai kita yakin bahwa kita berada di jalur menuju itu, jangan buru-buru menyimpulkan,” tambahnya.
Diketahui, The Fed pada pekan kemarin memberikan isyarat untuk mengembalikan arah tren kenaikan suku bunga yang paling curam dalam satu generasi, dan para pejabat memperkirakan serangkaian penurunan suku bunga pada tahun depan. Williams mencatat bahwa proyeksi suku bunga triwulanan pejabat The Fed menunjukkan jalur pelonggaran yang lebih bertahap dibandingkan ekspektasi pasar.
“Masih terlalu dini untuk memikirkan pertanyaan itu. Bukan itu persoalan yang ada di hadapan kita,” kata Williams.
Williams mengatakan bahwa pasar bereaksi sangat kuat, mungkin lebih kuat, daripada apa yang kami tunjukkan dalam proyeksi kami.
Dampak dari komentar tersebut, para swaps traders memangkas taruhan mereka pada penurunan pada tahun 2024 menjadi hanya <5 dari sebelumnya ada di angka 6 di sebelum wawancara, menurut data yang dikumpulkan Bloomberg.
(fad)