Sementara, sepanjang perdagangan tahun berjalan hingga hari ini Senin (18/12/2023) saham TPIA berhasil menguat hingga tiga digit dengan mencetak kenaikan mencapai 102,8% secara year to date.
Pada November kemarin, harga saham TPIA juga sempat sentuh level Rp3.150 pada penutupan Sesi I. Level ini sudah mengkonfirmasi rekor tertinggi dalam sejarah atau ATH.
Pemicu Saham TPIA Cetak ATH
Adapun pemicu saham TPIA yang tengah dalam tren Bullish ini tersengat sentimen atas kenaikan volume penjualan Petrokimia Perusahaan di sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2023 mencapai 1.608 KiloTon (KT), meningkat dari sebelumnya 1.568 KT pada periode yang sama pada tahun lalu.
TPIA juga gencar melanjutkan rencana ekspansi pabrik caustic soda and ethylene dichloride yang diumumkan sebelumnya untuk mendukung pengembangan industri hulu aluminium dan dalam percepatan ekosistem Electric Vehicle (EV) yang berkelanjutan.
Bersamaan dengan itu, TPIA resmi bergabung dengan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang menyediakan fasilitas pembiayaan guna mendukung ekspansi dan pertumbuhan pelanggan hulu dalam negeri.
Sentimen selanjutnya yang jadi penggerak saham, TPIA kedatangan investasi sebesar US$194 juta atau setara dengan Rp3,03 triliun dari Electric Generating Public Company Limited. (EGCO Group/EGCO). EGCO sendiri merupakan produsen energi independen dari Thailand.
"Dana bersih yang diperoleh akan digunakan untuk pengembangan bisnis infrastruktur TPIA dan EGCO, yang meliputi energi, air, dan fasilitas pelabuhan," mengutip keterangan resmi Presiden Direktur Chandra Asri Erwin Ciputra belum lama ini.
Ia menambahkan, kolaborasi itu akan menciptakan sinergi yang tidak hanya meningkatkan efisiensi operasional, tetapi juga berkontribusi pada masa depan perusahaan yang berkelanjutan.
EGCO Group terseleksi sebagai mitra pilihan Chandra Asri Group untuk mendukung pertumbuhan eksponensial bisnis infrastruktur Chandra Asri Group, setelah melalui proses seleksi investor strategis yang kuat dan komprehensif.
(fad)