Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg News

Bloomberg, China siap menyuntik dana tambahan sebesar 12,9 miliar yuan (Rp28 triliun) untuk produsen cip memori terbesar di negara itu, menandakan kembali gencarnya modal pemerintah untuk industri yang dikontrol oleh Amerika Serikat (AS) ini.

Menurut situs resmi pemerintah, angka tersebut akan diinvestasikan oleh The National Integrated Circuit Industry Investment Fund Ltd. ke Yangtze Memory Technologies Co. (YMTC). Suntikan modal diberikan melalui ‘Big Fund’, yang dikenal sebagai kendaraan investasi Beijing untuk industri semikonduktor.

Kesepakatan suntikan modal untuk Yangtze ini menandai investasi yang paling signifikan dalam beberapa bulan ini oleh pemerintah.

Para pemimpin di China telah frustrasi lambatnya kemajuan pengembangan cip lokal dan meluncurkan kampanye antikorupsi besar-besaran pada 2022 yang menjatuhkan beberapa pejabat dan eksekutif yang disinyalir terkait dengan korupsi dana “Big Fund.”

YMTC yang berbasis di Hubei adalah salah satu dari segelintir pembuat cip domestik yang terlihat di kancah global, bersaing dengan raksasa Korea Selatan (Korsel) Samsung Electronics Co. dan SK Hynix Inc. untuk menyediakan cip memori untuk aplikasi dari smartphone ke peladen pusat data.

Perusahaan itu tahun lalu ditempatkan di daftar hitam perdagangan AS yang diperpanjang Washington.

Seorang juru bicara YMTC tidak segera menanggapi permintaan komentar. Perwakilan untuk Big Fund juga tidak segera menanggapi komentar.

Big Fund sebagai kendaraan utama Beijing untuk memberi modal kepada pembuat cip negara tersebut didirikan pada 2014. Perusahaan ini menarik modal sekitar US$45 miliar dan mendukung banyak perusahaan, termasuk Semiconductor Manufacturing International Corp. dan YMTC. Dana tersebut beroperasi sebagian besar di belakang layar dan jauh dari standar investasi dan pandangan publik.

Kemudian pada 2022, pejabat mulai menyelidiki para eksekutifnya yang terkait dengan Big Fund atas dugaan korupsi.

Tetapi kebutuhan untuk menggembleng industri chip China makin mendesak karena AS memberlakukan pembatasan yang makin ketat terhadap negara Asia tersebut. AS makin membatasi jenis peralatan pembuat chip yang dapat diekspor oleh perusahaan AS ke pelanggan China, sambil memengaruhi negara sekutu untuk ikut dalam upaya tersebut. Pemasok utama seperti ASML Holding NV Belanda dan Nikon Corp Jepang dikabarkan bergabung dengan langkah blokade teknologi AS.

(bbn)

No more pages