Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, JakartaTekanan eksternal yang berepisentrum dari Amerika Serikat terkait dengan arah bunga acuan The Federal Reserves telah membuat para investor asing beringsut pergi dari pasar obligasi Indonesia.

Namun, hari ini, pasar ekuitas menunjukkan perlawanan dengan terus bertahan di zona hijau dengan penguatan 0,18% ke posisi 6.857,41 pada penutupan perdagangan, Kamis (02/03/2023). Berdasarkan data Bloomberg, investor asing mencatat nilai beli bersih (net buy) sejumlah Rp112,99 miliar.

Di pasar obligasi, investor asing mulai menunjukkan penurunan minat. Indikasinya, selama Februari 2023, investor asing tercatat menjual kepemilikan surat utang mereka senilai US$498 juta atau setara Rp7,6 triliun, memakai asumsi kurs JISDOR BI Rp15.278/US$.

Itu adalah nilai arus keluar dana asing pertama sejak Oktober 2022, menyusul terus menguatnya sentimen buruk dari spekulasi bunga The Fed yang hari ini telah melambungkan US Treasury 10 tahun ke posisi 4,028% pada pukul 16:03 WIB.

Selama periode November—Januari 2023, Indonesia mencatat arus masuk modal asing senilai US$6 miliar.

Pemodal asing terus beringsut pergi dari pasar obligasi domestik dengan nilai jual bersih Rp 7,6 triliun (Bloomberg)

Para analis memprediksi arus dana keluar dari pasar obligasi domestik akan terus berlangsung. Minat pemodal asing akan melemah dalam jangka pendek, terkecuali jika sentimen pasar berkembang membaik dan/atau saat valuasi obligasi Pemerintah Indonesia menjadi lebih murah, demikian tulis Strategist dari Barclays Ashish Agrawal dan Audrey Ong dalam catatan seperti dikutip Bloomberg News, Kamis (02/03/2023). 

“Aliran [modal] masuk tidak mungkin kembali ke tingkat yang berarti sampai The Fed bergerak di antaranya,” tulis analis.

Kegugupan pelaku pasar global kembali menguat dan memengaruhi minat menempatkan dana di pasar negara berkembang, seperti Indonesia, sebagai buntut dari ekspektasi pelaku pasar terhadap arah bunga AS menyusul data terbaru perekonomian mereka yang terindikasi masih “panas”. 

Arah kebijakan bunga acuan The Fed yang dipimpin Jerome Powell menjadi penentu utama yang mempengaruhi pergerakan pasar finansial di seluruh dunia (Bloomberg)

Analis menilai, situasi itu akan menyulitkan Bank Indonesia (BI) selaku otoritas moneter yang kebanyakan bergantung pada selisih imbal hasil antara US Treasury dan Surat Utang Negara (SUN) untuk memikat dana asing masuk hingga bisa mendukung penguatan rupiah.

Sepanjang Januari, arus modal global telah membantu rupiah menguat hingga 5,9% sampai awal Februari dari level terlemah sejak April 2020. Saat ini selisih antara US Treasury dan SUN bertenor 10 tahun semakin menyempit, hanya sekitar 2,804% sampai pukul 16:14 WIB.

Bukan cuma pasar obligasi Indonesia yang tertekan. Pasar obligasi Thailand juga mencatat arus dana asing yang keluar hingga US$ 1,1 miliar selama Februari. 

Selisih imbal hasil antara US Treasury dan SUN tenor 10 tahun semakin sempit (Bloomberg)

Bank Indonesia selaku otoritas moneter dalam pernyataan pada Selasa menegaskan, selisih yield antara obligasi domestik dan US treasury akan terus dijaga agar tetap bisa menarik minat dana asing masuk. 

"Investasi portofolio ke Indonesia melihat perbedaan yield di dalam dan luar negeri. Jadi mari kita lihat yield differential itu masih menarik. Kami dan Menteri Keuangan menjaga yield differentiation. Dampak nilai tukar bukan karena policy rate," tandas Gubernur BI Perry Warjiyo.

Arus masuk pemodal global ke emerging market seperti Indonesia diperkirakan baru stabil begitu arah kebijakan The Fed lebih bisa teraba dan menetap, kata Alvin Tan, Kepala Strategi Asia RBC Capital Market di Singapura. “Lingkungan makro global adalah faktor kuncinya,” kata Tan, seperti dikutip Bloomberg.

Hari ini, BI memperjelas lebih terperinci soal kebijakan baru Devisa Hasil Ekspor (DHE) sebagai bagian dari operasi moneter untuk mendukung ketahanan rupiah melawan tekanan eksternal. BI menawarkan bunga menarik di atas bunga deposito Singapura di kisaran 5,2% untuk penempatan selama 6 bulan. 

Bank Indonesia meyakini tawaran bunga TD Valas DHE akan bisa menarik dana eksportir kembali pulang. Direktur Pengelolaan Moneter BI Edi Susianto, mengungkapkan, baik bank maupun eksportir komoditas menyambut baik hadirnya fasilitas baru itu.

Asing melahap saham

Investor asing mungkin meninggalkan obligasi rupiah, tetapi minat mereka masih sangat besar pada saham-saham di Bursa Efek Indonesia (BEI). Sejak Rabu (01/03/2023), investor asing mencatat aksi beli bersih (net buy) sejumlah Rp847,92 miliar, setelah sehari sebelumnya mencatat nett sell senilai Rp1,05 triliun. Hari ini, asing kembali mencetak beli bersih Rp112,99 miliar.

Bila menghitung periode dari awal pekan 27 Februari—1 Maret masih tercatat net buy Rp3,18 triliun. Melanjutkan catatan yang sama selama periode 20—24 Februari dengan nilai beli bersih Rp303,21 miliar. Secara keseluruhan, selama Februari 2023, asing mencatat beli bersih senilai Rp5,7 triliun, berdasarkan data yang dikompilasi oleh Bloomberg.

Pergerakan transaksi asing di pasar saham domestik sejak awal tahun (Bloomberg)

Hari ini transaksi di pasar saham mencapai Rp8,38 triliun, dari 16,88 miliar lembar saham yang ditransaksikan sepanjang perdagangan. Pergerakan saham sektor perindustrian dan sektor saham komoditas energi menjadi pendukung utama laju IHSG sepanjang hari ini, dengan kenaikan 1,03% dan 1,01%.

Pergerakan IHSG sepanjang 2023 hingga 2 Maret 2023 (Bloomberg)

Adapun indeks saham LQ45 yang berisikan saham-saham unggulan tercatat menguat, dengan mencatatkan +1,32 poin atau +0,14% ke posisi 947,14.

(rui/wdh)

No more pages