Akibatnya, hal ini dapat menimbulkan masalah baru bagi Inggris dengan semakin berkurangnya tenaga kerja sejak pandemi.
Laporan tersebut juga menyebutkan bahwa jika masalah ini tidak segera diselesaikan, maka akan berdampak pada hasil pemilihan umum (pemilu) berikutnya. Partai politik yang dapat memperjuangkan isu penitipan anak kemungkinan akan memenangkan 96% suara dari keluarga yang memiliki anak di bawah tiga tahun.
Menurut laporan dari surat kabar Guardian, Departemen Keuangan Inggris tengah memperpanjang program penitipan anak gratis untuk anak berusia 1-2 tahun. Partai Buruh yang saat ini memimpin suara dalam pemilu telah berjanji untuk melakukan perombakan sistem. Kampanye itu akan mencakup program penitipan anak yang dimulai dari berakhirnya cuti ayah/ibu sampai anak mencapai usia 11 tahun.
Mendorong perempuan untuk kembali bekerja juga penting untuk beberapa alasan lainnya. Sebuah studi yang diterbitkan oleh PricewaterhouseCoopers LLP pada tahun 2022 menunjukkan bahwa jika jumlah pekerja perempuan naik ke tingkat yang sama dengan Swedia, negara percontohan untuk penitipan anak usia dini, maka Inggris dapat menghasilkan Produk domestik bruto (PDB) hingga US$ 177 miliar (Rp 2,7 triliun).
Joeli Brearley, pendiri dan CEO Pregnant Then Screwed memberikan pernyataan dalam sebuah surel bahwa hal ini bukan hanya menjadi masalah bagi orang tua, namun juga bagi masyarakat secara keseluruhan.
Jumat ini, Pregnant Then Screwed akan menjalankan kampanye untuk mendorong pemerintah lebih mengutamakan investasi di sektor ini dengan memasang suara tangisan bayi.
(bbn)