Perkembangan ini semakin menambah keresahan elit dunia usaha di China dan menjadi tanda-tanda bahwa Presiden China Xi Jinping belum menghentikan tindakan represifnya selama setahun ini terhadap sektor swasta serta industri keuangan.
Menurut laporan itu, sebelum penahanan, pihak berwenang telah berbicara dengan Bao Fan beberapa kali mengenai penyelidikan Cong Lin. Bao Fan ditanya tentang dugaan kesepakatan timbal balik yang melibatkan pinjaman yang diurus oleh Cong Lin untuk China Renaissance sebelum bergabung dengan perusahaan tersebut.
Komisi Pusat untuk Inspeksi Disiplin (The Central Commission for Discipline Inspection/CCDI), yang merupakan lembaga kontrol internal tertinggi Partai Komunis China (PKC) tidak dapat segera dihubungi untuk dimintai komentar.
Bloomberg News melaporkan bulan lalu bahwa Cong Lin telah terlibat dalam penyelidikan oleh pihak berwenang sejak September, sementara China Renaissance mengatakan pekan lalu bahwa Bao Fan bekerja sama dalam penyelidikan oleh pihak berwenang China.
Xi Jinping telah meluncurkan penyelidikan antikorupsi pada akhir 2021 dengan menargetkan sektor keuangan negara, yang telah menjatuhkan puluhan pejabat di sektor keuangan. Tian Huiyu, mantan presiden China Merchants Bank Co., termasuk di antara mereka yang baru-baru ini didakwa melakukan pelanggaran termasuk menerima suap.
Penyelidikan juga melibatkan komunitas perbankan investasi, menjerat bankir termasuk dari Everbright Securities Co. dan Guotai Junan Securities Co.
Bao Fan yang merupakan mantan bankir di Morgan Stanley dan Credit Suisse Group AG, mendirikan China Renaissance pada tahun 2005. Perusahaan tersebut kemudian menjadi perantara merger yang sulit, yaitu perusahaan transportasi online Didi Global Inc. dan raksasa pengiriman makanan Meituan.
Bakatnya untuk membereskan kesepakatan yang rumit dan menemukan pelaku unggulan di sektor teknologi membuatnya menjadi salah satu pemodal paling berpengaruh di China.
(bbn)