Janet Lorin-Bloomberg News
Bloomberg, Pendaftaran lulusan sekolah menengah atas ke Harvard College pada tahun ini mengalami penurunan hingga 17%, angka tersebut paling rendah selama empat tahun terakhir. Turunnya angka pendaftaran terjadi usai adanya insiden antisemitisme di kampus tersebut.
Diketahui insiden antisemitisme terjadi setelah setelah serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober. Sementara itu Rektor Universitas Harvard Claudine Gay memberikan kesaksian yang dikecam secara luas tentang antisemitisme dan kebebasan berbicara pada sidang kongres pada 5 Desember.
Harvard menerima 7,921 lamaran tahun ini untuk penerimaan awal yang tidak mengikat padahal tahun lalu ada 9,553 pendaftar.
Sebaliknya, setidaknya dua pihak Harvard di Ivy League melaporkan adanya kenaikan persaingan. Saingannya, Universitas Yale dengan 7.856 pendaftar yang masuk pada awal tahun ini. Terjadi peningkatan sebesar 1,4% dan merupakan jumlah pendaftar awal tertinggi kedua dalam sejarahnya. Pendaftaran di University of Pennsylvania meningkat menjadi lebih dari 8.500 dari dan angka itu lebih dari 8.000 tahun lalu, menurut E. Whitney Soule, yang merupakan Wakil Rektor dan Dekan Admisi.
Sementara diketahui Presiden Penn, Liz Magill sudah mengundurkan diri pada hari Sabtu di tengah reaksi negatif atas kesaksiannya pada sidang kongres tentang antisemitisme. Dia, Gay dan pemimpin MIT Sally Kornbluth dianggap gagal untuk mengutuk seruan genosida terhadap orang Yahudi sebagai pelanggaran kebijakan sekolah.

Periode pendaftaran awal pertama sejak keputusan Mahkamah Agung pada bulan Juni yang melarang penerimaan pendidikan tinggi berdasarkan ras menimbulkan pertanyaan tentang dampaknya terhadap keberagaman dan pendaftaran di perguruan tinggi AS. Sementara Dekan Admisi dan Bantuan Keuangan Harvard, William Fitzsimmons, mengatakan cukup senang dengan adanya 692 siswa yang diterima sekolah lebih awal.
“Bakat mereka yang luar biasa dan banyak kontribusinya kepada komunitas mereka akan memberikan kontribusi bagi Harvard selama empat tahun ke depan dan seterusnya,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Diketahui menyusul serangan Hamas yang dianggap sebagai kelompok teroris oleh AS dan Uni Eropa, mahasiswa Yahudi di Harvard melaporkan insiden pelecehan. Lalu para pemimpin Harvard mendapat kecaman dari alumni, donor, dan pihak lain karena gagal menjaga keamanan mereka.
Konflik tersebut juga telah memecah-belah sejumlah sekolah elite termasuk Harvard. Hal ini memicu peningkatan insiden antisemit di kampus-kampus AS, serta meningkatnya laporan sentimen islamofobia dan anti-Palestina.
Bob Sweeney yang merupakan pensiunan konselor perguruan tinggi di Mamaroneck High School di New York, mengatakan insiden antisemitisme mungkin menjadi salah satu faktor penurunan penerimaan mahasiswa baru.
“Ya hal itu mungkin salah satu dari beberapa alasan, mengenai kekhawatiran terhadap keselamatan di kampus,” kata Sweeney yang sudah bekerja sebagai konselor selama hampir 30 tahun. “Mungkin ada faktor lain yang menyebabkan siswa menjadi lebih realistis mengenai harapan mereka bisa diterima.”
Sementara itu Harvard yang berbasis di Cambridge, Massachusetts, sedang diselidiki oleh Departemen Pendidikan dan Komite Pendidikan DPR setelah kesaksian Gay.
Harvard pada Maret sempat meningkatkan program bantuan keuangannya.
Pemberian dana hibah peluncuran baru ini akan memberikan siswa dukungan keuangan penuh. Bujet yang diberikan adalah $85.000 atau kurang – $2.000 pada musim gugur tahun pertama. Hal ini untuk membantu biaya persiapan menghadapi kehidupan pasca-Harvard.
Usai pendaftaran, siswa yang menerima tawaran penerimaan Harvard tidak diharuskan untuk menerima karena masih memiliki tenggat waktu hingga 1 Mei untuk memutuskannya. Batas waktu untuk mengajukan permohonan untuk keputusan reguler adalah 1 Januari.
(bbn)