Nick Wadhams - Bloomberg News
Bloomberg, Tentara Israel membunuh tiga orang sandera dalam pertempuran di kawasan Shejaiya, Jalur Gaza, Palestina. Juru bicara Militer Israel, Daniel Hagari mengatakan, pasukannya mengidentifikasi ketiga sandera tersebut sebagai ancaman sehingga melakukan penembakan.
Berdasarkan kabar Times of Israel, tiga sander tersebut sebenarnya tengah dalam upaya melarikan diri dari kelompok Hamas yang menjadi pelaku penculikannya. Dua sandera diketahui beridentifikasi sebagai Yotam Haim dan Samer Talalka. Sedangkan satu sandera lainnya tidak diungkapkan.
Otoritas Pertahanan Israel (Israel Defense Forces/IDF) akan menyelidiki insiden tersebut, yang terjadi pada hari yang sama ketika Al Jazeera mengatakan salah satu juru kameranya di Gaza, Samer Abudaqa, tewas dalam serangan udara yang juga melukai salah satu rekannya. Al Jazeera mengatakan tim penyelamat tidak dapat mencapai Abudaqa karena pemboman Israel.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, dalam sebuah pernyataan Jumat malam, menyatakan kesedihan mendalam atas kematian tersebut. Dia pun mengatakan, Israel akan belajar dari pelajaran ini dan melanjutkan upaya terbaiknya untuk memulangkan semua korban penculikan ke rumah mereka dengan selamat.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby menyebut kematian para sandera itu memilukan namun memperingatkan agar tidak membuat penilaian yang lebih luas.
Menurut otoritas kesehatan yang dikelola Hamas di Gaza, invasi Israel telah menewaskan lebih dari 18.700 warga Palestina. Pada hari Kamis, Presiden Joe Biden mendesak Israel untuk lebih berhati-hati di Jalur Gaza.
Para pejabat AS termasuk Sullivan juga sedang berbicara dengan Israel mengenai peralihan perang dari serangan militer yang menghancurkan menjadi operasi yang berfokus pada sasaran para pemimpin Hamas, yang ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh AS dan Uni Eropa.
“Saya ingin mereka fokus pada bagaimana menyelamatkan nyawa warga sipil, bukan berhenti mengejar Hamas,” kata Biden kepada wartawan, Kamis.
Sebelumnya pada hari yang sama, Sullivan telah bertemu dengan Netanyahu dan mendorongnya untuk beralih sebagai operasi dengan intensitas lebih rendah di masa depan.
Sullivan bertemu dengan Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas dalam kunjungan ke Tepi Barat pada hari Jumat, dan menyatakan simpati terdalamnya atas hilangnya nyawa warga Palestina sejak 7 Oktober, kata Dewan Keamanan Nasional dalam sebuah pernyataan.
Keduanya berbicara tentang memberikan lebih banyak bantuan kemanusiaan ke Gaza dan “menekankan pentingnya meningkatkan perlindungan warga sipil,” kata pernyataan itu.
Presiden pada hari Selasa menggambarkan kampanye pemboman Israel sebagai tindakan yang tidak pandang bulu dan mengatakan bahwa meskipun sekutu AS dan Eropa masih mendukung Israel, “mereka mulai kehilangan dukungan tersebut.”
(bbn)