Namun kontribusi PNBP K/L cukup kuat menyumbang Rp123,9 triliun, terutama dari kontribusi penempatan uang di Bank Indonesia (BI), penerimaan biaya hak penggunaan (BHP) Frekuensi pada Kemenkominfo, kenaikan volume layanan khusus visa dan paspor, dan pendapatan yang berasal dari putusan pengadilan tindak pidana korupsi (tipikor) pada Kejaksaan.
Sementara itu, pendapatan SDA Migas melambat karena menurunnya Indonesian Crude Price (ICP) dan lifting minyak bumi. Kemudian, Pendapatan Badan Layanan Umum (BLU) juga turun karena menyusutnya pendapatan BLU kelapa sawit akibat penurunan Permintaan dan harga CPO.
Secara umum, pendapatan negara tercatat Rp2.553 triliun atau 96,8% dari target Rp2.637,2 triliun dari target. Angkanya naik 4,1% dari realisasi tahun lalu.
Rinciannya, penerimana perpajakan Rp1.996,4 triliun, terdiri dari penerimaan pajak Rp1.739,8 triliun atau 95,7% dari target, dan angkanya naik 7,3% dari realisasi tahun lalu, dan penerimaan bea cukai Rp256,5 triliun atau 85,5% dari target. Angkanya merosot hingga 11,7% dari realisasi tahun sebelumnya.
Kemudian, Penerimaan negara bukan pajak (PNBP) tercatat Rp554,5 triliun atau 107,5% dari target. Angkanya tumbuh 3,1% dari realisasi tahun lalu.
(lav)