Bloomberg Technoz, Jakarta - Nilai utang luar negeri (ULN) swasta yang jatuh tempo dalam waktu kurang dari setahun menembus level tertinggi dalam 10 tahun terakhir pada Oktober 2023, berdasarkan Statistik Utang Luar Negeri yang dilansir oleh Bank Indonesia (BI). 

Nilai utang valas swasta jangka pendek di posisi tertinggi dalam satu dekade terakhir ini, memberi tekanan pada nilai tukar rupiah karena permintaan valas di pasar akan melejit tinggi. Ini yang menjelaskan mengapa rupiah terperosok nyaris menjebol level psikologis Rp16.000/US$ pada Oktober lalu, selain juga karena faktor tekanan sentimen eksternal terutama terkait arah bunga acuan Federal Reserve (The Fed).

Data yang dipublikasikan oleh BI mencatat, nilai utang valas swasta jatuh tempo kurang dari setahun, per Oktober 2023 mencapai US$49,98 miliar, naik 0,6% dibanding September dan menjadi posisi utang valas jangka pendek terbesar dalam 10 tahun terakhir.

Peningkatan utang valas jangka pendek tertinggi itu terutama berasal dari nilai utang milik bank yang naik 2% dibanding bulan lalu. Sedangkan utang valas jangka pendek lembaga keuangan bukan bank naik 1,32%. Hanya kelompok perusahaan bukan lembaga keuangan yang menurun posisi utang valas jangka pendeknya.

Mengacu pada data historis, di akhir tahun umumnya posisi ULN memang meningkat di mana kuartal akhir menjadi puncak permintaan. Ini menjadi tren yang perlu diantisipasi oleh bank sentral karena nilai utang jatuh tempo kurang dari setahun dalam nilai besar, bisa menjadi tekanan bagi nilai tukar.