Hari ini, Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan posisi terbaru neraca dagang yang akan memberikan gambaran termutakhir kinerja ekspor impor Indonesia.
Konsensus pasar yang dihimpun Bloomberg dengan melibatkan 24 institusi memperkirakan ekspor mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif) 9,52% dibandingkan November tahun lalu (year-on-year/yoy).
Jika terwujud, maka ekspor Indonesia berada di zona negatif selama 6 bulan beruntun. Kali terakhir ekspor tumbuh positif adalah pada Mei.
Sementara impor diperkirakan mengalami kontraksi tipis 0,19% yoy pada November. Seperti halnya ekspor, impor pun tidak pernah tumbuh positif sejak Juni. Akan tetapi, kontraksi impor makin menipis. Bahkan pada November sudah hampir mencapai teritori positif.
Alhasil, neraca dagang RI pada November diprediksi akan mencetak surplus lagi sebesar US$2,97 miliar, lebih kecil dibanding nilai surplus bulan sebelumnya sebesar US$3,48 miliar.
(rui)