Sementara treasury naik menyebabkan imbal hasil (yield) 10-tahun di bawah 4%. Selain itu dolar juga melemah terhadap semua mata uang negara maju lainnya. Langkah ini juga sebagian didorong kenaikan euro dan pound. Hal ini terjadi setelah para gubernur bank sentral Eropa memberi isyarat tidak terburu-buru untuk bergabung dengan poros AS yang cenderung akan melakukan penurunan suku bunga.
Dari saham hingga Treasury, kredit hingga komoditas, semuanya mengalami kenaikan besar dalam pembukaan perdagangan pada Kamis. Hal ini terjadi usai The Fed memproyeksikan penurunan suku bunga lebih lanjut pada tahun 2024. Gubernur The Fed Jerome Powell juga cenderung mengikuti alur perdagangan dovish pada Wall Street.
Cakupan dan intensitas kenaikan tersebut tergambar dengan adanya tingkat pengembalian terendah dari lima dana yang diperdagangkan di bursa mengenai aset tertentu.
Matt Maley dari Miller Tabak + Co. menyoroti fakta bahwa pasar obligasi dan saham akan jenuh beli dalam jangka pendek bahkan dianggap bisa mengalami kemunduran jangka pendek.
Menurut Maley, “Salah satu dari pasar saham dan obligasi akan mengalami kemunduran dalam beberapa hari ke depan, jadi investor harus tetap gesit. Tidak ada pasar yang bergerak dalam garis lurus terus-menerus setelah terjadi reli panjang. Bisa dilihat aksi ambil untung selama beberapa hari.”
Sementara itu lewat survei Instant Markets Live Pulse terbaru dari Bloomberg menunjukkan investor memperkirakan S&P 500 akan naik menjadi sekitar 4.835 pada akhir tahun 2024. Angka ini meningkat dibandingkan survei terakhir sebelum adanya keputusan The Fed. Namun kenaikan tersebut yakni 2,5% dari level saat ini masih mencerminkan skeptisisme mengenai seberapa besar saham AS dapat menguat setelah kenaikan lebih dari 20% pada tahun ini.
Hal serupa juga ternyata terjadi pada pasar obligasi. Diketahui bahwa median dari survei ini adalah imbal hasil (yield) Treasury 10-tahun turun menjadi sekitar 3,8%.
Menurut Fabiana Fedeli dari M&G Plc, data ekonomi paling berpengaruh yang harus diperhatikan adalah inflasi inti yakni seberapa jauh penurunannya, dan bagaimana bank sentral bereaksi, “karena jika inflasi tidak cukup turun dan mencapai titik yang seharusnya. Satu-satunya alasan mengapa bank sentral akan menurunkan suku bunga secara agresif adalah karena perekonomian sedang merosot. Kondisi ini tak akan berdampak baik pada aset-aset berisiko.”
“Kami melihar bahwa pasar memperhitungkan laju pemotongan yang terlalu cepat,” kata Solita Marcelli dari UBS Global Wealth Management. “Oleh karena itu berdasrakan pengalaman dari siklus suku bunga ini, mendengarkan The Fed sangat bermanfaat. Perkiraan dasar kami adalah bahwa The Fed akan menahan diri dari kenaikan suku bunga lebih lanjut. The Fed juga mulai memangkas suku bunga pada pertengahan tahun 2024, sehingga menghasilkan penurunan sebesar 75bps pada akhir tahun depan.”
Menyusul, sejumlah nama besar di dunia obligasi punya pemahaman berbeda mengenai seberapa jauh Treasury dapat menguat setelah isyarat penurunan suku bunga oleh The Fed.
Jeffrey Gundlach dari DoubleLine Capital mengatakan imbal hasil obligasi 10-tahun AS akan turun ke kisaran rendah 3%. Bank sentral kemungkinan akan memangkas target suku bunga sebesar dua poin dalam persentase penuh tahun depan. Sementara mantan pentolan obligasi Pacific Investment Management Co., Bill Gross menepis euforia tersebut. Dia mengatakan bahwa imbal hasil (yield) sudah berada di kisaran yang seharusnya, sebesar 4%.
Lalu market kredit menghadapi perubahan harga yang dramatis pada tahun 2024. Hal ini terjadi karena biaya modal yang lebih tinggi membebani peminjam, menurut Oksana Aronov dari JPMorgan Asset Management.
“Perhitungan suku bunga membutuhkan waktu. Jadi saya pikir perhitungan terhadap kredit juga akan terdampak,” kata Kepala Strategi Investasi untuk Pendapatan Tetap Alternatif dalam wawancara pada hari Rabu. Kata dia, akan risiko besar sebagaimana risiko suku bunga yang besar juga ada.
Sementara ekonom di beberapa bank terbesar di Wall Street kini menyerukan agar The Fed melakukan penurunan suku bunga lebih awal. Dorongan ini semakin kuat setelah pertemuan terakhir bank sentral pada tahun 2023 memicu kejutan besar di pasar keuangan.
Di Goldman Sachs Group Inc., para ekonom menilai penurunan suku bunga akan dimulai pada bulan Maret. Barclays Plc memprediksi akan ada tiga pemotongan pada tahun 2024 yang mana satu pemotongan yang terlihat menjelang pertemuan Fed minggu ini. Dan JPMorgan Chase & Co. mengubah prediksi mengenai awal siklus pelonggaran menjadi bulan Juni yang awalnya dari bulan Juli.
Kabar Korporasi
Intel Corp. mengumumkan cip baru untuk PC dan pusat data yang akan menaikkan posisi mereka di pasar perangkat keras kecerdasan buatan yang sedang populer bahkan booming.
Investor aktivis miliarder Nelson Peltz mengusulkan dua calon dewan direksi Walt Disney Co., dirinya dan mantan kepala keuangan perusahaan raksasa media ini.
Perselisihan antara Tesla Inc. dengan serikat pekerja di seluruh wilayah Nordik terancam meluas. Kelompok dana pensiun dan manajer aset mengirim surat kepada Elon Musk untuk melakukan perubahan.
UBS Group AG berupaya mendapatkan kembali bonus tunai ratusan juta yang dibayarkan Credit Suisse.
Kroger Co. dan Albertsons Cos. bersiap menghadapi tuntutan hukum Komisi Perdagangan Federal AS atas usulan kerjasama senilai $24,6 miliar.
Vivendi SE sedang mempertimbangkan opsi kepemilikan €1,3 miliar ($1,4 miliar) di bekas perusahaan monopoli telepon Telecom Italia SpA.
Vaksin yang dikembangkan oleh Merck & Co. dan Moderna Inc. membantu mencegah terulangnya kanker kulit parah selama tiga tahun dan akan ada hasil baru penelitian.
(bbn)