Logo Bloomberg Technoz

WHO telah melaporkan adanya peningkatan tajam pada infeksi saluran pernapasan akut, diare, kutu, kudis, dan penyakit yang menyebar dengan cepat.

Hastings mengatakan bahwa orang-orang di Gaza harus mengantre berjam-jam hanya untuk mengakses toilet.

"Bisa dibayangkan seperti apa kondisi sanitasinya," katanya.

WHO mengatakan pada Selasa bahwa hanya 11 dari 36 rumah sakit di Gaza yang berfungsi sebagian, satu di Utara dan 10 di Selatan daerah kantong tersebut.

Di Yerusalem, seorang anggota parlemen senior Israel dari partai Likud pimpinan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, mengatakan bahwa rumah sakit lapangan telah didirikan di Gaza oleh Uni Emirat Arab dan Yordania.

"Kami menawarkan setiap bantuan yang memungkinkan (dan) kami siap untuk melakukan lebih banyak lagi," kata Yuli Edelstein, ketua Komite Urusan Luar Negeri dan Pertahanan parlemen Israel.

"Namun ada satu hal yang harus jelas. Ada tumpang tindih antara sistem medis dan rumah sakit dengan kegiatan teroris Hamas," katanya, mengulangi tuduhan Israel--yang dibantah oleh Hamas--bahwa militan Palestina telah beroperasi di dalam rumah sakit.

"Jadi ini bukanlah sesuatu yang akan kami tolerir."

Hasting mengatakan bahwa hampir setengah dari 2,3 juta penduduk Gaza sekarang berada di Rafah di ujung Selatan daerah kantong tersebut untuk menghindari pengeboman Israel.

"Hal ini tidak menghasilkan apa-apa selain krisis kesehatan," katanya.

Sementara itu, juru bicara Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, Ashraf Al-Qudra, telah memperingatkan bahwa situasi kesehatan dan kemanusiaan di tempat penampungan "mematikan karena penyebaran epidemi, penyakit menular, malnutrisi, serta kurangnya air minum bersih dan kebersihan diri."

Mengutip Middle East Monitor, Kamis (14/12/2023), Al-Qudra menjelaskan bahwa tim kesehatan telah mendeteksi 327.000 kasus penyakit menular yang tiba di pusat-pusat kesehatan dari tempat penampungan. Ia menambahkan bahwa jumlah sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi karena banyak orang tidak dapat menjangkau pusat-pusat layanan kesehatan.

Menurutnya, hingga kemarin, jumlah korban tewas akibat agresi Israel ke Jalur Gaza yang terkepung telah meningkat menjadi 18.608 orang dan 50.594 orang terluka, sebagian besar dari mereka adalah anak-anak.

Al-Qudra menambahkan bahwa sebanyak 196 warga Palestina terbunuh dan 499 lainnya terluka kemarin, dan mencatat bahwa ada sejumlah besar korban yang masih berada di bawah reruntuhan bangunan dan di jalan-jalan.

Vaksinasi anak-anak kini telah benar-benar habis, tambahnya, yang akan berdampak pada bencana kesehatan dan penyebaran penyakit, terutama di antara para pengungsi di tempat penampungan yang penuh sesak. Ia menyerukan kepada lembaga-lembaga internasional untuk segera melakukan intervensi untuk menyediakan vaksinasi yang diperlukan dan memastikan akses di semua wilayah Jalur Gaza untuk mencegah bencana kesehatan yang sedang berlangsung.

(red)

No more pages