Saham GZCO melemah 6 poin atau setara dengan penurunan 3,89% ke posisi Rp148. Sedangkan saham TPIA 130 poin atau setara dengan penurunan 2,71% ke posisi Rp4.650.
Keempat saham tersebut jatuh seiringan dengan riset terbaru JP Morgan yang memangkas rating saham BRPT dari sebelumnya Neutral menjadi Underweight. Sebagai Perusahaan induk dari Grup Barito, BRPT telah naik lebih dari 60% sejak 2 November, jauh melampaui performa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Dalam riset JP Morgan dipaparkan, kenaikan itu didorong oleh lonjakan harga saham dua Grup Barito, PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA) belakangan ini.
"JP Morgan tidak melihat adanya perubahan outlook pertumbuhan kinerja BREN dan TPIA yang memberikan alasan untuk melakukan reli seperti itu," mengutip riset tersebut.
Sehingga, bisa dibilang, hal itu yang menjadi faktor risiko untuk saham BRPT di masa mendatang.
Terlebih, perbaikan kinerja keuangan Chandra Asri (TPIA) berjalan lambat. Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) yang baru diakuisisi oleh Barito Renewables (BREN) juga sejatinya tidak memberikan dampak signifikan.
"Meski terbesar, Sidrap Bayu Energy (PLTB) hanya akan berkontribusi 2% terhadap Net Asset Value (NAV) BREN," jelasnya.
Semua faktor tersebut mendorong JP Morgan menurunkan rating saham BRPT menjadi Underweight, mempertahankan target harga Rp1.100.
Sebagai gambaran, Underweight adalah istilah dalam perdagangan saham, di mana analis memprediksi harga saham tersebut akan cenderung mengalami penurunan dalam 6–12 bulan dibandingkan dengan saham lain di sektor yang sama.
(fad/roy)