Disebutkannya bahwa angka stunting nasional terus mengalami penurunan dari 37% pada 2014 menjadi 24% pada 2021 dan pada 2022 diperkirakan berada di angka 21%. Walaupun angkanya sudah turun drastis, Presiden menargetkan prevalensi stunting mampu ditekan hingga berada di bawah 14% pada 2024. Jokowi mengatakan data stunting cukup valid sehingga dengan kerja keras maka bisa ditangani. Apalagi Indonesia terbukti bisa mengatasi pandemi yang cukup berat.
Pemantauan stunting kata Jokowi bisa dilakukan dengan memanfaatkan teknologi dan platform aplikasi. Kepala daerah harus rajin memantau kondisi stunting di daerah masing-masing. Dia mencontohkan Kabupaten Sumedang yang cukup sukses memanfaatkan dukungan teknologi informasi untuk menekan stunting dari yang awalnya 32% pada 2018 menjadi hanya 7% pada 2022.
Perbaikan kondisi stunting juga terjadi di Kampar walau tanpa penggunaan teknologi aplikasi. Wilayah itu berhasil menurunkan angka stunting dari 27% menjadi sekitar 8%. Caranya dengan menitipkan anak-anak tersebut kepada perusahaan besar untuk diberikan perhatian dalam hal tumbuh kembang.
(ezr)