Ke depan, APBN akan terus hadir melindungi masyarakat, menjaga momentum pemulihan ekonomi, terutama dalam merespon berbagai ketidakpastian perekonomian global.
“APBN digunakan untuk memberikan layanan dasar, seperti imunisasi, vaksinasi kepada seluruh anak di Indonesia hingga daerah terpencil,” kata Sri Mulyani.
Sri Mulyani menjelaskan pemerintah akan terus melanjutkan komitmen meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) melalui anggaran pendidikan yang dialokasikan minimal 20% dari APBN. Selain itu, APBN juga membantu masyarakat yang paling rentan agar tidak terdampak berbagai guncangan melalui jaring pengaman sosial.
Di sisi lain, kebutuhan membangun infrastruktur juga menjadi sangat penting untuk mendorong Indonesia menjadi negara maju. Untuk mendukung hal tersebut, kombinasi kebijakan fiskal dan keterlibatan sektor swasta menjadi penting untuk dilakukan.
“Beberapa infrastruktur dapat dibangun oleh sektor swasta. Jadi benar-benar harus menjalin kemitraan antara pemerintah dengan swasta," tutur Sri Mulyani.
Oleh karena itu, lanjut dia, alat fiskal kini juga mengembangkan instrumen untuk mengurangi risiko atau memberikan jaminan bagi sektor swasta untuk terlibat, juga meminimalkan moral hazard.
Untuk mencapai cita-cita menjadi negara berpendapatan tinggi, Sri Mulyani juga menekankan pentingnya melaksanakan reformasi struktural karena dapat meningkatkan daya saing di tingkat dunia.
“Reformasi struktural memang perlu kerja keras. Peningkatan pertumbuhan sebesar 1 %hingga 2% benar-benar diperlukan dalam reformasi struktural,” ucap Sri Mulyani.
(lav)