Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Mata uang Indonesia rupiah pagi ini (14/12/2023) di pasar spot dibuka melonjak kuat langsung ke kisaran Rp15.485/US$, diikuti oleh penguatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang langsung menguat lebih dari 1% pada pembukaan pasar.

Euforia yang telah berlangsung sejak semalam di pasar Amerika pasca pengumuman keputusan hasil rapat komite The Fed, Federal Open Meeting Committe (FOMC), yang memberi sinyalemen paling kuat bahwa siklus pengetatan telah berakhir dan bank sentral siap memulai penurunan bunga acuan tahun depan sedikitnya 75 basis poin (bps).

Rupiah menguat bersama-sama dengan mata uang Asia lain dipimpin oleh won Korea Selatan yang menguat hampir 2%, rupiah menguat sedikitnya 1,2%, lalu ringgit Malaysia yang juga naik nilainya hingga 0,93%.

Secara teknikal nilai rupiah berpotensi semakin menguat ke Rp15.454-Rp15.400/US$ dengan menjebol level MA-100. Level resistance potensial ada di Rp15.380/US$ pada trendline channel garis hijau.

Semua mata uang Asia menguat kecuali yuan offshore dan rupee India yang masih melemah tipis menghadapi dolar AS pagi ini. Penguatan rupiah dan mata uang Asia terutama karena sinyal The Fed telah meruntuhkan keperkasaan dolar AS. Indeks dolar AS yang mengukur kekuatan the greenback menghadapi enam mata uang utama dunia terperosok ke level terendah dalam sebulan terakhir.

Pasar keuangan seluruh dunia 'pesta pora' pasca keputusan FOMC diumumkan yang telah memicu aksi borong Treasury, surat utang Amerika Serikat (AS), melesat hingga yield-nya jatuh di bawah 4% untuk tenor 10 tahun. Pagi ini bergerak di kisaran 3,99%, terpangkas 21,4%. Sementara tenor lebih pendek melanjutkan reli dengan yield terpangkas makin dalam hingga mendekati 40 bps ke 4,36%.

Euforia itu merembet ke Asia dan pasar domestik. Rupiah pagi ini dibuka langsung melesat kuat ke Rp15.468/US$, menguat memimpin penguatan mata uang di kawasan Asia, disusul Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) reli dengan penguatan lebih dari 1% di pembukaan pasar pagi ini.

Dari 'dot plot' proyeksi suku bunga The Fed memperlihatkan, delapan pejabat memperkirakan penurunan lebih sedikit tahun depan sementara lima pejabat memprediksi penurunan bunga acuan lebih banyak. Alhasil, proyeksi pemangkasan Fed fund rate (FFR) tahun depan menghasilkan median 75 basis poin.

(rui)

No more pages