Bloomberg Technoz, Jakarta - Saham emiten pelat merah PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) kian terpuruk setelah menyentuh level terendah dalam 14 tahun pada penutupan perdagangan sebelumnya.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia saham WIKA anjlok dalam hingga mencatatkan penurunan 37 poin atau setara dengan 15,95% ke level Rp195, pada penutupan perdagangan Rabu (13/12/2023). Harga ini merupakan yang terendah sejak Februari tahun 2009 lalu, atau dalam 14 tahun.

Jika menghitung tren harga WIKA sejak awal tahun atau year to date saham WIKA telah terjungkal 75%. Investor yang masih menggenggam saham perusahaan juga otomatis mencatatkan Unrealized Loss rugi dengan porsi yang sama.
Adapun kapitalisasi pasar saham WIKA tersisa Rp1,75 triliun dengan Price to Book Value 0,25 kali. Dengan Earning per Share tertekan hingga minus Rp6,64.
Seperti yang diwartakan sebelumnya, Wijaya Karya (WIKA) akan menggelar Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau rights issue. Ini merupakan salah satu strategi restrukturisasi Perusahaan.
Berdasarkan keterbukaan informasi, WIKA akan menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 92,24 miliar saham. Sebagai catatan, harga pelaksanaan rights issue Waskita Karya (WIKA) baru akan ditentukan kemudian.
Bersamaan dengan itu Wijaya Karya (WIKA) juga perlu meminta restu pemegang saham terkait aksi korporasi ini. RUPSLB untuk membahas rights issue WIKA dijadwalkan pada 12 Januari 2024.
Secara garis besar, Wijaya Karya (WIKA) akan menggunakan dana hasil rights issue untuk tiga hal, yakni memperbaiki kondisi keuangan perusahaan, penyelesaian Proyek Strategis Nasional (PSN) dan proyek Ibu Kota Nusantara (IKN).
(fad/ezr)