Logo Bloomberg Technoz

Rizal mengelaborasi tembaga memang menjadi komoditas mineral yang paling dibutuhkan untuk industri transisi energi, seperti untuk transmisi dan distribusi listrik. Dalam pengembangan EV, tembaga juga memegang peranan penting.

“Untuk itulah pemerintah memasukkan tembaga ini ke dalam golongan mineral kritis. Pada 2040 diprediksi BEV [kendaraan listrik berbasis baterai] akan menguasai 31% dari pasar kendaraan bermotor,” urainya.

Selain BEV, penggunaan HEV (EV hibrida) dan PHEV (EV hibrida plug in) juga akan mengalami peningkatan di mana masing-masing akan menguasai 19% dan 4% dari pasar kendaraan bermotor pada tahun yang sama.

Di sisi lain, berdasarkan data Badan Geologi 2022, Indonesia memiliki sumber daya dan cadangan bijih tembaga masing-masing 16 miliar ton dan 3 miliar ton. Adapun, sumber daya dan cadangan logam tembaga masing-masing 66 juta ton dan 20 juta ton.

Sampai dengan saat ini pun, Indonesia masih termasuk 7 besar pemilik cadangan tembaga dunia.

Pada 2020, lanjut Rizal, produksi bijih tembaga Indonesia adalah 72 juta ton  dan konsentrat sebesar 2,2 juta ton dengan kadar Cu sebesar 20%.

Produksi katoda tembaga nasional berjumlah 268.000 ton dan izin operasi produksi perusahaan tambang tembaga sebanyak 24 baik dalam bentuk izin usaha pertambangan (IUP) maupun izin usaha pertambangan khusus (IUPK) dan kontrak karya (KK).

“Saat ini sedang dibangun beberapa smelter tembaga baik oleh Freeport Indonesia  maupun Amman Mineral. Dengan demikian, diharapkan kapasitas produksi tembaga dapat meningkat pada masa-masa yang akan datang,” kata Rizal.

Gulungan tembaga di gudang milik Valjaonica Bakra Sevojno AD di Serbia./Bloomberg-Oliver Bunic


Berbagai analis komoditas di dunia belakangan memproyeksikan pasok temabaga global kemungkinan bakal stagnan, atau bahkan defisit, mulai tahun depan; walakin prospek permintaan komoditas mineral logam ini makin gemilang seiring dengan tingginya kebutuhan konduktor untuk kendaraan listrik.

BMO Capital Markets, misalnya, memproyeksikan defisit minor terhadap pasok tembaga tahun depan. Goldman Sachs Group Inc juga memperkirakan suplai tembaga dunia akan tekor lebih dari 500.000 ton tahun depan. Jefferies pun mengestimasikan terjadinya shortfall besar tahun depan.

Sebelumnya, padahal, lembaga-lembaga tersebut sempat memproyeksikan tembaga bakal surplus besar pada 2024. Harga juga akan bagus, seiring dengan makin masifnya proyek besar baru, terkhusus EV, yang marak dimulai di seluruh dunia.

Persediaan tembaga aktif di LME telah melonjak sejak pertengahan tahun ke level tertinggi dalam dua tahun, tetapi kini justru melorot selama tiga pekan berturut-turut.

“Gangguan telah meningkat secara signifikan, dan kemungkinan terjadinya defisit pasar kini makin besar,” kata Jefferies, dilansir Bloomberg. “Kita mungkin berada di puncak siklus tembaga berikutnya.”

(wdh)

No more pages