Logo Bloomberg Technoz

Sentimen pada perdagangan hari ini utamanya datang dari global dan regional. Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) tahan suku bunga stabil untuk pertemuan ketiga. The Fed juga memberi sinyal yang makin jelas bahwa tren kenaikan suku bunga yang agresif telah selesai, dengan memperkirakan serangkaian pemotongan tahun depan.

Seperti yang diwartakan Bloomberg News, pejabat The Fed memutuskan dengan suara bulat untuk mempertahankan kisaran target suku bunga acuan pada 5,25%5,5%, yang merupakan angka tertinggi sejak tahun 2001.

Pada kesempatan yang sama, para pembuat kebijakan tidak memperkirakan ada kenaikan suku bunga acuan lebih lanjut dalam proyeksi mereka untuk pertama kalinya sejak Maret 2021, berdasarkan estimasi median.

Proyeksi tersebut mencerminkan para pejabat memperkirakan akan menurunkan suku bunga sebesar 75 basis poin pada tahun depan, sebuah laju pemotongan yang lebih tajam dibandingkan dengan yang diindikasikan sebelumnya pada bulan September.

The Fed juga mengakui bahwa "Inflasi telah mereda selama satu tahun belakangan, tetapi tetap tinggi." Mereka menambahkan, pertumbuhan ekonomi telah melambat dari "Laju yang kuat" pada kuartal ketiga.

Proyeksi median untuk inflasi menurun pada tahun 2024 dan 2025. Sementara proyeksi pengangguran tidak banyak berubah. Hal ini mengindikasikan meningkatnya kepercayaan diri para pejabat The Fed bahwa mereka dapat meredam kenaikan harga tanpa kehilangan pekerjaan yang besar.

Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia memaparkan, investor juga mengantisipasi hasil pertemuan kebijakan Bank Sentral Eropa (European Central Bank/ECB) dan Bank Sentral Inggris (Bank of England/BOE) pada Kamis.

“Dari regional, investor menyambut baik rilis data survei kuartalan Tankan Large Manufacturer Index oleh Bank of Japan (BOJ) yang keluar naik ke level +12 di kuartal keempat 2023 dari level +9 di kuartal ketiga 2023. Ini menandakan perbaikan sentimen di kalangan perusahaan manufaktur besar Jepang selama tiga kuartal berturut-turut,” mengutip riset harian Tim Research Phillip Sekuritas.

Large Non-Manufacturing Index juga menguat dan naik ke level +30 dari level sebelumnya +27, merangkak naik selama tujuh kuartal berturut-turut. Serta pencapaian tersebut lebih baik dari ekspektasi.

Di lain sisi, investor merasa kecewa atas tidak adanya kebijakan stimulus besar yang dihasilkan oleh konferensi perencanaan ekonomi China. Adapun para pemimpin kemarin mengakhiri acara pertemuan tahunan selama dua hari untuk menyusun prioritas ekonomi untuk tahun depan.

Terlebih lagi pertemuan ini tidak mengumumkan rincian dari perubahan kebijakan tertentu namun hanya memberikan tujuan umum yang sejalan dengan apa yang sedang dikerjakan oleh Partai Komunis China dalam upaya mereka mengarahkan ekonomi mencapai pertumbuhan yang stabil dan berkesinambungan pasca pandemik Covid-19.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG terkoreksi 0,7% ke 7.075 dan disertai dengan munculnya volume penjualan, namun demikian koreksi IHSG tertahan oleh MA-20.

“Selama IHSG belum mampu untuk menembus 7.201 sebagai resistance terdekatnya, maka posisi IHSG saat ini diperkirakan masih berada di awal wave (ii) dari wave [iii] pada label hitam,” papar Herditya dalam risetnya pada Kamis (14/12/2023).

Herditya juga memberikan catatan, sehingga IHSG rawan melanjutkan koreksinya untuk menguji area terdekatnya di 7.032 hingga 6.854.

Bersamaan dengan risetnya, Herditya merekomendasikan saham-saham HMSP, HRUM, PTRO dan WIFI.

Kemudian, Analis Phintraco Sekuritas memaparkan, IHSG berpotensi reli, dengan kenaikan optimis efek The Fed dovish.

“IHSG diperkirakan menguji resistance dan level psikologis 7.100 di Kamis (14/12). Secara teknikal, Stochastic RSI sudah cukup jauh dari overbought area,” tulisnya.

Pergerakan IHSG di Kamis diperkirakan merefleksikan respon pelaku pasar terhadap keputusan FOMC The Fed semalam. Pasar diperkirakan merespon positif petunjuk peluang pemangkasan sukubunga acuan di tahun 2024 oleh Gubernur The Fed, Jerome Powell (14/12).

Melihat hal tersebut, Phintraco merekomendasikan saham-saham BBCA, BBNI, BBRI, BMRI, ANTM, MAPI, UNVR, BRIS dan EMTK.

(fad/ezr)

No more pages