“Peresmian ini menjadi bukti bahwa transisi energi tidak hanya sekadar wacana, tetapi telah menjadi wujud nyata bahwa PLN serius dan all out dalam menghadirkan energi bersih di Indonesia,” ujar Darmawan.
Selain itu, Darmawan menjelaskan, PLTS Terapung Cirata juga menjadi bukti kolaborasi Indonesia dengan dunia global dalam melakukan transisi energi.
Dua Proyek Lanjutan
Selaras dengan resmi beroperasinya PLTS Cirata tersebut, pemerintah juga mengakselerasi pengembangan pembangkit listrik tenaga surya berskala besar lainnya di dalam negeri.
Dalam hal ini, PLN kembali menjajaki kerja sama dengan ACWA Power – salah satu perusahaan energi asal Arab Saudi – untuk mengembangkan PLTS terapung di Danau Singkarak, Sumatra Barat dan di Waduk Saguling, Jawa Barat.
Kerja sama yang diteken melalui penandatanganan surat komitmen atau letter of intent (LoI) di sela Konferensi Perubahan Iklim PBB atau COP28 di Dubai, UEA pada 3 Desember itu pun menjadi upaya lanjutan perusahaan setrum negara dalam mencapai bauran energi bersih sebesar 25% pada 2025.
“Pengembangan PLTS terapung ini menjadi revolusi pengembangan energi baru terbarukan [EBT] dalam negeri dan kami berharap proyek ini mampu memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam pengembangan bisnis EBT di Indonesia,” tutur Darmawan.
Nantinya, PLTS Terapung Singkarak akan memiliki kapasitas sebesar 77 MWp yang diharapkan akan mengalirkan listrik bersih di Pulau Sumatra.
Sementara itu, untuk PLTS Terapung Saguling akan memiliki kapasitas hingga 92 MW untuk mendukung kelistrikan Jawa, Madura, dan Bali.
(ibn/wdh)