Logo Bloomberg Technoz

Bloomberg Technoz, Jakarta - Harga batu bara ditutup stagnan pada perdagangan kemarin. Lebih baik dari hari sebelumnya yang anjlok lebih dari 4%.

Pada Rabu (13/4/2023), harga batu bara di pasar ICE Newcastle ditutup di US$ 146,25/ton. Tidak berubah dibandingkan hari sebelumnya.

Meski stagnan, tetapi kinerja harga batu bara membaik karena pada Selasa (12/12/2023) ambruk 4,1%. Ini menjadi koreksi harian terdalam sejak 31 Oktober.

Dalam seminggu terakhir, harga batu bara masih naik 8,83% secara point-to-point. Selama sebulan ke belakang, harga bertambah 19,67%.

Kabar terbaru soal cuaca pada musim dingin tahun ini menjadi sentimen negatif bagi harga batu bara. Lembaga konsultan Auxilione menyebut suhu udara pada musim dingin kali ini relatif lebih bersahabat.

“Perkiraan terbaru menunjukkan suhu akan berada sedikit di atas rata-rata. Ini akan terjadi sampai awal Januari sehingga menyingkirkan kepanikan,” tulis riset Auxilione.

Jika terwujud, maka kebutuhan akan penghangat ruangan bisa dikurangi. Artinya permintaan listrik tidak akan melonjak tinggi dan ini bukan kabar baik bagi batu bara.

Analisis Teknikal

Secara teknikal dalam perspektif harian (daily time frame), batu bara sejatinya masih bullish. Terlihat dari Relative Strength Index (RSI) yang sebesar 67,56. RSI di atas 50 mengindikasikan suatu aset sedang dalam posisi bullish.

Namun perlu diperhatikan skor RSI batu bara sudah mendekati 70. Artinya sedikit lagi sudah jenuh beli (overbought) sehingga koreksi memang bisa datang kapan saja.

Target support terdekat adalah US$ 142/ton. Jika tertembus, maka harga batu bara bisa meluncur turun menuju US$ 132/ton.

Sementara target resisten terdekat adalah US$ 148/ton. Penembusan di titik ini bisa membawa harga batu bara naik hingga US$ 151/ton.

(aji)

No more pages