Brett Miller - Bloomberg News
Bloomberg - Bursa saham Asia berisiko melemah pada perdagangan hari ini. Investor tengah bersiap dengan kenyataan bahwa mungkin Bank Sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve/The Fed menaikkan suku bunga acuan lebih dari perkiraan semula.
Mengutip Bloomberg News, kontrak futures untuk indeks saham acuan Jepang dan Hong Kong melemah. Sementara harga futures indeks saham Australia hanya berubah sedikit.
Sebelumnya, bursa saham AS ditutup di zona merah. Indeks S&P 500 melemah ke posisi terendah dalam 6 pekan.
Imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS naik. Untuk tenor 10 tahun, yield sudah menuju 4%.
Pelaku pasar memperkirakan puncak suku bunga acuan AS ada di 5,5% yang terjadi pada September 2023. Beberapa bahkan memperkirakan bisa mencapai 6%. Bulan lalu, puncak suku bunga acuan di Negeri Paman Sam diperkirakan di bawah 5%.
Suku bunga tinggi di AS akan mempengaruhi pasar keuangan seluruh dunia. Yield obligasi pemerintah tenor 10 tahun di Australia dan Selandia Baru naik sekitar 5 basis poin.
Kenaikan yield disebabkan oleh komentar dari pejabat The Fed yang menegaskan posisi hawkish mereka. Presiden The Fed Atlanta Raphael Bostic menyatakan perlunya menaikkan suku bunga acuan lebih lanjut ke atas 5% untuk memastikan inflasi tidak melonjak. Sementara Presiden The Fed Minneapolis Neel Kashkari mengatakan belum ada banyak indikasi bahwa kenaikan suku bunga acuan membuat aktivitas di sektor jasa melambat.