PMI menggunakan angka 50 sebagai titik awal. Jika masih di bawah 50, maka artinya masih terjadi kontraksi, belum ada ekspansi.
Sektor manufaktur masih kehilangan pijakan. Tingginya suku bunga, mahalnya biaya produksi, dan kekhawatiran akan prospek ekonomi menjadi tantangan.
Empat belas industri mengalami kontraksi pada Februari 2023, paling dalam di percetakan, kertas, dan barang dari kayu. Hanya empat sektor yang mengalami ekspansi.
“Pemesanan baru masih lemah. Dunia usaha tetap berupaya mempertahankan jumlah karyawan karena bersiap untuk performa yang lebih baik pada semester II,” sebut Timothy Fiore, Kepala Manufacturing Business Survey di ISM, dalam keterangan resmi.
Indeks pemesanan baru naik pada Februari 2023 ke level tertinggi sejak 2020. Sedangkan indeks produksi turun ke 47,7.
Indeks harga bahan baku naik 2 bulan beruntun dan berada di 51,3. Untuk kali pertama sejak September 2022, indeks ini menggambarkan terjadinya kenaikan harga. Inflasi yang ‘bandel’ kemungkinan akan membau bank sentral semakin yakin untuk terus menaikkan suku bunga acuan.
Kemudian indeks pembukaan lapangan kerja turun ke 49,1 pada Februari 2023, menunjukkan pengurangan karyawan. Data ketenagakerjaan dari pemerintah akan dirilis pada 10 Maret 2023 dan bisa memberikan gambaran yang lebih utuh mengenai pasar tenaga kerja.