Logo Bloomberg Technoz

“Kalau seandainya tembaga mengalami penurunan, ya ini akan berdampak positif juga terhadap perusahaan-perusahaan di Indonesia. Di sini banyak juga perusahaan yang bergerak di sektor kabel, konstruksi, dan kelistrikan yang membutuhkan tembaga,” kata Ibrahim.

Kalaupun, harga tembaga tiba-tiba kembali rebound, Ibrahim menilai dampaknya bagi industri pengguna di Tanah Air pun tidak akan terlalu memukul lantaran mayoritas perusahaan pasti sudah mengalokasikan biaya untuk bahan dasar mereka.

Kayak pabrikan mobil listrik, kabel, dan sebagainya; saat harga tembaga turun, berarti mereka akan menggunakan range [kisaran alokasi] harga yang tertinggi [untuk bahan baku]. Di situ akan ada selisih, sehingga nanti kalau harganya naik, itu sudah tidak berpengaruh lagi sama harga [jual ke konsumen].”

Berbagai analis komoditas di dunia belakangan memproyeksikan pasok temabaga global kemungkinan bakal stagnan, atau bahkan defisit, mulai tahun depan; walakin prospek permintaan komoditas mineral logam ini makin gemilang seiring dengan tingginya kebutuhan konduktor untuk kendaraan listrik.

BMO Capital Markets, misalnya, memproyeksikan defisit minor terhadap pasok tembaga tahun depan. Goldman Sachs Group Inc juga memperkirakan suplai tembaga dunia akan tekor lebih dari 500.000 ton tahun depan. Jefferies pun mengestimasikan terjadinya shortfall besar tahun depan.

Sebelumnya, padahal, lembaga-lembaga tersebut sempat memproyeksikan tembaga bakal surplus besar pada 2024. Harga juga akan bagus, seiring dengan makin masifnya proyek besar baru, terkhusus EV, yang marak dimulai di seluruh dunia.

Persediaan tembaga aktif di LME telah melonjak sejak pertengahan tahun ke level tertinggi dalam dua tahun, tetapi kini justru melorot selama tiga pekan berturut-turut.

“Gangguan telah meningkat secara signifikan, dan kemungkinan terjadinya defisit pasar kini makin besar,” kata Jefferies, dilansir Bloomberg. “Kita mungkin berada di puncak siklus tembaga berikutnya.”

Menyitir laporan United States Geological Survey (USGS), hingga saat ini, sekitar 700 juta metrik ton tembaga telah diproduksi di seluruh dunia. Jumlah ini setara dengan kubus berukuran sekitar 430 meter di sisinya.

(wdh)

No more pages